medcom.id Jakarta: Selama memimpin Mahkamah Konstitusi, Arief Hidayat jarang muncul di media massa. Baginya, lebih baik tidak tampil di publik daripada hanya bikin gaduh.
"Meski setiap hari banyak wartawan di Gedung MK, saya memilih tidak muncul," kata Arief dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (4/3/2016).
"Kalau semuanya gaduh apalagi yang ngomong Ketua MK, itu jadi referensi. Kalau referensinya membuat gaduh, lebih baik tidak (ngomong)," ujar Arief.
Pernyataan Arief itu relevan jika dikaitkan dengan perselisihan antara Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli dan Menteri ESDM Sudirman Said. Dua orang ini tengah berselisih terkait pengelolaan Blok Masela.
Arief Hidayat terpilih secara aklamasi sebagai Ketua MK periode 2015-2017 pada awal Januari 2015. Ia menggantikan Hamdan Zoelva.
Di tempat yang sama, Ketua MPR Zulkifli Hasan menyesalkan kegaduhan yang diumbar menteri di publik. Bahkan, menurut dia, perilaku Rizal dan Sudirman sangat tidak pantas dan bisa menurunkan wibawa Presiden Joko Widodo.
Zul mengatakan, perbedaan pendapat di antara menteri bisa diselesaikan di meja rapat kabinet, bukan jadi konsumsi umum. "Ini kan etika," tegas Ketua Umum PAN ini.
Mantan Menteri Kehutanan itu berharap, ke depan tak ada lagi menteri yang bikin gaduh. "Saya berharap kegaduhan ini segera berakhir dan sesama menteri harus kompak," kata Zul.
Presiden Jokowi memberikan perhatian serius perihal polemik di antara para pembantunya yang belakangan kerap muncul.
Juru Bicara Presiden Johan Budi menegaskan, Presiden mengakomodasi perbedaan pendapat asalkan disuarakan di ruang yang tepat, yakni rapat atau sidang kabinet, bukan di ruang publik.
"Apalagi sudah mengarah pada pribadi-pribadi, lebih kacaunya lagi sudah bawa suporter. Presiden ingin menghentikan kegaduhan itu," kata Johan, Kamis 3 Maret.
<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="id"><p lang="in" dir="ltr">Walah .. Walah .. Kok sibuk analisa kelakuan sendiri.. Lucu deh ..© <a href="https://t.co/AflRxtpUck">pic.twitter.com/AflRxtpUck</a></p>— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) <a href="https://twitter.com/RamliRizal/status/704272697295896576">29 Februari 2016</a></blockquote>
<script async src="//platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>
medcom.id Jakarta: Selama memimpin Mahkamah Konstitusi, Arief Hidayat jarang muncul di media massa. Baginya, lebih baik tidak tampil di publik daripada hanya bikin gaduh.
"Meski setiap hari banyak wartawan di Gedung MK, saya memilih tidak muncul," kata Arief dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (4/3/2016).
"Kalau semuanya gaduh apalagi yang ngomong Ketua MK, itu jadi referensi. Kalau referensinya membuat gaduh, lebih baik tidak (ngomong)," ujar Arief.
Pernyataan Arief itu relevan jika dikaitkan dengan perselisihan antara Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli dan Menteri ESDM Sudirman Said. Dua orang ini tengah berselisih terkait pengelolaan Blok Masela.
Arief Hidayat terpilih secara aklamasi sebagai Ketua MK periode 2015-2017 pada awal Januari 2015. Ia menggantikan Hamdan Zoelva.
Di tempat yang sama, Ketua MPR Zulkifli Hasan menyesalkan kegaduhan yang diumbar menteri di publik. Bahkan, menurut dia, perilaku Rizal dan Sudirman sangat tidak pantas dan bisa menurunkan wibawa Presiden Joko Widodo.
Zul mengatakan, perbedaan pendapat di antara menteri bisa diselesaikan di meja rapat kabinet, bukan jadi konsumsi umum. "Ini kan etika," tegas Ketua Umum PAN ini.
Mantan Menteri Kehutanan itu berharap, ke depan tak ada lagi menteri yang bikin gaduh. "Saya berharap kegaduhan ini segera berakhir dan sesama menteri harus kompak," kata Zul.
Presiden Jokowi memberikan perhatian serius perihal polemik di antara para pembantunya yang belakangan kerap muncul.
Juru Bicara Presiden Johan Budi menegaskan, Presiden mengakomodasi perbedaan pendapat asalkan disuarakan di ruang yang tepat, yakni rapat atau sidang kabinet, bukan di ruang publik.
"Apalagi sudah mengarah pada pribadi-pribadi, lebih kacaunya lagi sudah bawa suporter. Presiden ingin menghentikan kegaduhan itu," kata Johan, Kamis 3 Maret.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)