medcom.id, Jakarta - Rapat pleno DPP Partai Golkar gagal membahas persiapan musyawarah nasional gara-gara aksi penyerbuan sekelompok anggota Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG). Kasus penyerbuan oleh massa yang mengaku dipimpin oleh Yorrys Raweyai ini adalah masalah sangat serius.
"Kami semua sangat menyesalkan peristiwa itu," kecam Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung, dalam keterangan pers di Wisma Bakrie, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (25/11/2104) malam.
Akbar pada saat terjadinya penyerbuan berada di lokasi kejadian di Kantor DPP Partai Golkar, Jl Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat. Dia bahkan menyaksikan langsung seorang petugas keamanan yang menjadi korban penganiayaan massa AMPG.
"Tadi saya masuk kantor ada pemukulan, kader Golkar juga yang dipukul. Saya lihat orang itu kesakitan," paparnya.
Mengenai penolakan terhadap pelaksaan munas pada 30 Nopember 2014 yang menjadi alasan penyerbuan, menurut Akbar sangat tidak relevan. Sebab agenda munas yang akan diadakan di Bali tersebut adalah hasil rapat pimpinan nasional di Yogyakarta beberapa waktu sebelumnya dan tidak ada cacat hukum dalam keputusan itu.
"Dewan Pertimbangan menghormati keputusan rapimnas dan produk rapimnas, yaitu memberikan mandat dan penugasan kepada ketua umum," sambung mantan Ketum DPP Partai Golkar ini.
Di dalam kesempatan sama, Ketum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie menyatakan penyesalannya terhadap aksi penyerbuan yang berlangsung semalam (24/11) dan sore ini ke Kantor DPP Partai Golkar. Apa pun alasannya, tidak dapat dijadikan pembenaran untuk melakukan tindak kekerasan terhadap sebuah proses yang telah berjalan secara demokratis.
"Saya menyesalkan ada pihak-pihak yang ingin memaksakan kehendak dengan melakukan tindak kekerasan. Sudah, jangan lakukan lagi!" kecam Ical.
"Saya kira kita perlu melakukan perdebatan, tukar pikiran dan silahturahmi untuk kemajuan partai di masa mendatang," samnbungnya.
medcom.id, Jakarta - Rapat pleno DPP Partai Golkar gagal membahas persiapan musyawarah nasional gara-gara aksi penyerbuan sekelompok anggota Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG). Kasus penyerbuan oleh massa yang mengaku dipimpin oleh Yorrys Raweyai ini adalah masalah sangat serius.
"Kami semua sangat menyesalkan peristiwa itu," kecam Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung, dalam keterangan pers di Wisma Bakrie, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (25/11/2104) malam.
Akbar pada saat terjadinya penyerbuan berada di lokasi kejadian di Kantor DPP Partai Golkar, Jl Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat. Dia bahkan menyaksikan langsung seorang petugas keamanan yang menjadi korban penganiayaan massa AMPG.
"Tadi saya masuk kantor ada pemukulan, kader Golkar juga yang dipukul. Saya lihat orang itu kesakitan," paparnya.
Mengenai penolakan terhadap pelaksaan munas pada 30 Nopember 2014 yang menjadi alasan penyerbuan, menurut Akbar sangat tidak relevan. Sebab agenda munas yang akan diadakan di Bali tersebut adalah hasil rapat pimpinan nasional di Yogyakarta beberapa waktu sebelumnya dan tidak ada cacat hukum dalam keputusan itu.
"Dewan Pertimbangan menghormati keputusan rapimnas dan produk rapimnas, yaitu memberikan mandat dan penugasan kepada ketua umum," sambung mantan Ketum DPP Partai Golkar ini.
Di dalam kesempatan sama, Ketum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie menyatakan penyesalannya terhadap aksi penyerbuan yang berlangsung semalam (24/11) dan sore ini ke Kantor DPP Partai Golkar. Apa pun alasannya, tidak dapat dijadikan pembenaran untuk melakukan tindak kekerasan terhadap sebuah proses yang telah berjalan secara demokratis.
"Saya menyesalkan ada pihak-pihak yang ingin memaksakan kehendak dengan melakukan tindak kekerasan. Sudah, jangan lakukan lagi!" kecam Ical.
"Saya kira kita perlu melakukan perdebatan, tukar pikiran dan silahturahmi untuk kemajuan partai di masa mendatang," samnbungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)