medcom.id, Jakarta: Ketua DPR RI Setya Novanto mengutuk segala kejahatan kepada tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Ia meminta pemerintah serius menangani setiap masalah yang dihadapi TKI.
Penderitaan dialami Sri Rabitah, TKI yang bekerja di Qatar. Majikan diduga mencuri dan menjual ginjal Sri. Ia mengetahui ginjalnya tidak ada setelah memeriksakan kesehatan di RSUD Tanjung Lombok Utara, Januari.
Menurut Sri, majikan memintanya memeriksa kesehatan di rumah sakit, lalu diminta menjalani operasi tanpa izin keluarga. Sri sempat tak sadar diri karena obat bius. Begitu sadar, ia merasa sakit di bagian pinggang kanan akibat bekas luka operasi.
Parahnya, sang majikan tak membawa Sri kembali ke Doha. Ia dikembalikan ke pihak agensi dalam kondisi lemah.
Novanto marah mendengar TKI kembali jadi korban kejahatan di negeri orang. "Kejahatan kepada Sri Rabitah itu sangat keji. Kami sangat mengutuk kejahatan tersebut," kata Novanto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa 28 Februari 2017.
Ia meminta pemerintah serius menangani apa yang dialami Sri dan tenaga kerja lainnya. Novanto menegaskan, pemerintah bertanggung jawab memberikan perlindungan kepada rakyatnya.
Pada kesempatan berbeda, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, tidak semua TKI mendapat perlakuan tidak layak. Menurut dia, kehidupan TKI di Timur Tengah lebih baik dibandingkan dengan TKI di negara lainnya.
Dia mengakui, pemerintah Timur Tengah tidak membuat aturan yang ketat soal pekerja rumah tangga karena mereka dianggap bagian dari keluarga. Menurut Fahri, pemerintah Indonesia harus memastikan kerja sama dengan negara timur tengah soal perlindungan TKI.
medcom.id, Jakarta: Ketua DPR RI Setya Novanto mengutuk segala kejahatan kepada tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Ia meminta pemerintah serius menangani setiap masalah yang dihadapi TKI.
Penderitaan dialami Sri Rabitah, TKI yang bekerja di Qatar. Majikan diduga mencuri dan menjual ginjal Sri. Ia mengetahui ginjalnya tidak ada setelah memeriksakan kesehatan di RSUD Tanjung Lombok Utara, Januari.
Menurut Sri, majikan memintanya memeriksa kesehatan di rumah sakit, lalu diminta menjalani operasi tanpa izin keluarga. Sri sempat tak sadar diri karena obat bius. Begitu sadar, ia merasa sakit di bagian pinggang kanan akibat bekas luka operasi.
Parahnya, sang majikan tak membawa Sri kembali ke Doha. Ia dikembalikan ke pihak agensi dalam kondisi lemah.
Novanto marah mendengar TKI kembali jadi korban kejahatan di negeri orang. "Kejahatan kepada Sri Rabitah itu sangat keji. Kami sangat mengutuk kejahatan tersebut," kata Novanto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa 28 Februari 2017.
Ia meminta pemerintah serius menangani apa yang dialami Sri dan tenaga kerja lainnya. Novanto menegaskan, pemerintah bertanggung jawab memberikan perlindungan kepada rakyatnya.
Pada kesempatan berbeda, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, tidak semua TKI mendapat perlakuan tidak layak. Menurut dia, kehidupan TKI di Timur Tengah lebih baik dibandingkan dengan TKI di negara lainnya.
Dia mengakui, pemerintah Timur Tengah tidak membuat aturan yang ketat soal pekerja rumah tangga karena mereka dianggap bagian dari keluarga. Menurut Fahri, pemerintah Indonesia harus memastikan kerja sama dengan negara timur tengah soal perlindungan TKI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)