medcom.id, Jakarta: Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia Ikrar Nusa Bakti akan mengencangkan kerja sama Indonesia dan Tunisia di bidang ekonomi. Ia ingin Indonesia dapat menanamkan modal atau berinvestasi di Tunisia, seperti Nigeria.
Nigeria sudah menjadi terget pasar dari produk dalam negeri, yakni Indomie. "Di Nigeria saja kita bisa ada investasi Indomie di situ. Kenapa kita tidak bisa melakukan itu di Tunisia? Walaupun mungkin bukan Indomie, tapi pabrik mie yang lain," kata Ikrar di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin 13 Maret 2017.
Menurutnya, letak geografis yang dianggap sangat jauh membuat membuat kerja sama Indonesia-Tunisia sedikit terhambat. Namun, ia optimistis dapat meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia-Tunisia.
"Mudah-mudahan itu bisa saya lakukan. Karena anda tahu Tunisia adalah negara kecil yang kadang-kadang bagi pedagang Indonesia terlalu jauh dan sebagainya," ungkapnya.
Ia juga telah berkoordinasi dengan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf. Ia ingin industri kreatif dapat dibawa ke Tunisia. Bila itu terjadi, ia yakin target bisa terwujud.
"Triawan Munaf juga mengatakan, nanti kita akan buka supaya industri kreatif kita berkembang dan bisa diekspor di Tunisia," ucap Ikrar.
Pengamat politik dari LIPI itu mengaku paham tentang dunia diplomasi. Apalagi, ia sering diundang oleh Kedutaan Indonesia di Luar Negeri untuk membicarakan tentang hubungan internasional.
"Saya juga kan juga alumni FISIP UI Departemen Ilmu Politik program studinya hubungan internasional. Itu mesti diingat," pungkas dia.
medcom.id, Jakarta: Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia Ikrar Nusa Bakti akan mengencangkan kerja sama Indonesia dan Tunisia di bidang ekonomi. Ia ingin Indonesia dapat menanamkan modal atau berinvestasi di Tunisia, seperti Nigeria.
Nigeria sudah menjadi terget pasar dari produk dalam negeri, yakni Indomie. "Di Nigeria saja kita bisa ada investasi Indomie di situ. Kenapa kita tidak bisa melakukan itu di Tunisia? Walaupun mungkin bukan Indomie, tapi pabrik mie yang lain," kata Ikrar di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin 13 Maret 2017.
Menurutnya, letak geografis yang dianggap sangat jauh membuat membuat kerja sama Indonesia-Tunisia sedikit terhambat. Namun, ia optimistis dapat meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia-Tunisia.
"Mudah-mudahan itu bisa saya lakukan. Karena anda tahu Tunisia adalah negara kecil yang kadang-kadang bagi pedagang Indonesia terlalu jauh dan sebagainya," ungkapnya.
Ia juga telah berkoordinasi dengan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf. Ia ingin industri kreatif dapat dibawa ke Tunisia. Bila itu terjadi, ia yakin target bisa terwujud.
"Triawan Munaf juga mengatakan, nanti kita akan buka supaya industri kreatif kita berkembang dan bisa diekspor di Tunisia," ucap Ikrar.
Pengamat politik dari LIPI itu mengaku paham tentang dunia diplomasi. Apalagi, ia sering diundang oleh Kedutaan Indonesia di Luar Negeri untuk membicarakan tentang hubungan internasional.
"Saya juga kan juga alumni FISIP UI Departemen Ilmu Politik program studinya hubungan internasional. Itu mesti diingat," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)