Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi (tengah)/Istimewa
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi (tengah)/Istimewa

Tekan Kasus Stunting, Begini Strategi Wamentan

Kautsar Widya Prabowo • 03 Februari 2023 15:52
Jakarta: Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengatakan ketersediaan susu segar dalam negeri menjadi salah satu fokus pemerintah. Hal ini sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk menekan angka stunting nasional.
 
"Masalah produksi susu dan sunting menjadi fokus pemerintah," ujar Harvick saat memberikan arahannya kepada seluruh pengurus Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), di Bandung, Jawa Barat, Jumat, 3 Februari 2023. 
 
Harvick menyampaikan susu merupakan salah satu sumber gizi yang penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak bangsa. Menurutnya, saat ini ketersediaan susu nasional untuk memenuhi Industri Pengolahan Susu (IPS) baru mencapai 20 persen, sementara sisanya berasal dari impor susu.

Ia mengungkapkan usulan penambahan jumlah populasi sapi untuk meningkatkan produksi susu nasional akan segera ditindaklanjuti. Rencana tersebut akan dibahas bersama sejumlah kepala dinas terkait. 
 

Baca: Cegah Stunting, Wali Kota Jakpus Minta Pemberian Nutrisi Remaja dan Caten Dilakukan Serius


“Penambahan jumlah sapi akan segera kita tindaklanjuti, ada kepala dinas ketahanan pangan dan peternakan, serta PT Industri Susu Alam Murni (ISAM) yang akan datang ke Jakarta untuk lebih mengerucutkan mengenai kebijakan apa yang dapat dirumuskan pemerintah agar tepat sasaran,” terangnya.
 
Ketua Umum GKSI Dedi Setiadi mengatakan produksi susu segar yang dikelola oleh GKSI mencapai 2.200 ton per hari atau 803 ribu ton per tahun. Namun, jumlah tersebut mengalami penurunan sekitar 30 persen atau 660 ton per hari. 
 
Penurunan produksi susu segar ini disebabkan oleh berkurangnya populasi sapi perah akibat Penyakit Mulu dan Kuku (PMK). Ia menjelaskan jumlah sapi perah yang terpapar PMK di Jawa Barat mencapai 11 ribu ekor. 
 
“Penambahan jumlah populasi sapi untuk meningkatkan produktivitas susu nasional,” katanya.
 
Ia menambahkan, jumlah produksi susu segar GSKI saat ini sebanyak 1.540 ton per hari atau 562 ton per tahun. Oleh karena itu, penambahan populasi sapi perah melalui importasi menjadi hal yang mendesak dilakukan demi meningkatkan produksi susu nasional.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan