Jakarta: Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan bahaya isu radikalisme dan berita bohong di tengah perkembangan teknologi informasi. Isu-isu itu merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
"Pada era digitalisasi, isu-isu radikalisme dan penyebaran berita bohong, hoaks, melalui teknologi informasi berpotensi untuk memecah persatuan dan kesatuan bangsa," kata Ma'ruf saat memberikan pengarahan bagi mahasiswa baru Universitas Merdeka Malang secara virtual, Selasa, 14 September 2021.
Ma'ruf mengingatkan mahasiswa tidak terpengaruh penyebaran hoaks. Sebab, dapat merusak citra anak muda berpendidikan tinggi.
Mahasiswa dan tenaga pendidik diharapkan dapat memupuk rasa nasionalisme sesuai nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. "Jangan sampai terjerumus dalam paham liberalisme, sekularisme ataupun radikalisme, dan mudah terpengaruh berita hoaks, yang selain akan merusak citra kampus juga dapat menodai nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa," kata dia.
Ma'ruf juga meminta jajaran pimpinan dan tenaga pendidik memberikan perhatian dan penguatan pengajaran wawasan kebangsaan. Dia menyebut Prinsip Merdeka Belajar yang dicanangkan pemerintah perlu dijadikan prinsip dan tekad seluruh warga kampus dan mahasiswa terutama dalam meningkatkan kegiatan riset dan inovasi.
Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim, mengatakan, mahasiswa dapat merasakan merdeka belajar dengan mendapatkan pengalaman belajar di luar program studi. "Kemendikbudristek memberikan hak kepada semua mahasiswa di seluruh Indonesia untuk belajar di luar program studinya atau di luar kampusnya selama tiga semester," kata Ma'ruf.
Mahasiswa dapat mengikuti program-program kampus merdeka, seperti magang di perusahaan atau organisasi sosial dunia, membangun desa, mengerjakan proyek kemanusiaan, merintis wirausaha, serta mengajar SD atau SMP.
Baca: Berita Hoaks Disebut Cenderung Dipercaya karena Berulang
Jakarta: Wakil Presiden
Ma’ruf Amin mengingatkan bahaya isu
radikalisme dan
berita bohong di tengah perkembangan teknologi informasi. Isu-isu itu merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
"Pada era digitalisasi, isu-isu radikalisme dan penyebaran berita bohong, hoaks, melalui teknologi informasi berpotensi untuk memecah persatuan dan kesatuan bangsa," kata Ma'ruf saat memberikan pengarahan bagi mahasiswa baru Universitas Merdeka Malang secara virtual, Selasa, 14 September 2021.
Ma'ruf mengingatkan mahasiswa tidak terpengaruh penyebaran hoaks. Sebab, dapat merusak citra anak muda berpendidikan tinggi.
Mahasiswa dan tenaga pendidik diharapkan dapat memupuk rasa nasionalisme sesuai nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. "Jangan sampai terjerumus dalam paham liberalisme, sekularisme ataupun radikalisme, dan mudah terpengaruh berita hoaks, yang selain akan merusak citra kampus juga dapat menodai nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa," kata dia.
Ma'ruf juga meminta jajaran pimpinan dan tenaga pendidik memberikan perhatian dan penguatan pengajaran wawasan kebangsaan. Dia menyebut Prinsip Merdeka Belajar yang dicanangkan pemerintah perlu dijadikan prinsip dan tekad seluruh warga kampus dan mahasiswa terutama dalam meningkatkan kegiatan riset dan inovasi.
Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim, mengatakan, mahasiswa dapat merasakan merdeka belajar dengan mendapatkan pengalaman belajar di luar program studi. "Kemendikbudristek memberikan hak kepada semua mahasiswa di seluruh Indonesia untuk belajar di luar program studinya atau di luar kampusnya selama tiga semester," kata Ma'ruf.
Mahasiswa dapat mengikuti program-program kampus merdeka, seperti magang di perusahaan atau organisasi sosial dunia, membangun desa, mengerjakan proyek kemanusiaan, merintis wirausaha, serta mengajar SD atau SMP.
Baca:
Berita Hoaks Disebut Cenderung Dipercaya karena Berulang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)