Jakarta: Sejarah mencatat, pada bursa Pemilihan Presiden 2014, nama Puan Maharani sempat digadang-gadang menjadi calon presiden dari PDIP. Namun, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memilih mendengarkan suara publik. Megawati lantas memilih Joko Widodo atau Jokowi yang akhirnya menjadi presiden.
Tiga tahun menuju Pilpres 2024, nama Ganjar Pranowo mencuat maju dalam bursa pilpres. Beberapa relawan mendukungnya. Padahal, kader PDIP sempat vokal menyeru nama Puan sebagai calon presiden selanjutnya.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi melihat fenomena ini dari sudut pandang analisis survei. Menurutnya, ada kemungkinan drama ini berakhir mirip dengan tahun 2014 lalu.
"Nah, tapi pertanyaannya apakah Mbak Puan harus kembali mengalah untuk kedua kali?" kata dia dalam Primetalk Metro TV, Rabu, 22 September 2021.
Ia memaparkan tingkat kekenalan masyarakat terhadap Puan Maharani sudah cukup tinggi, yakni sebanyak 70 persen. Namun, tingkat elektabilitasnya masih rendah.
"Yang penting itu adalah konstituen atau massa yang luas itu tegak lurus dengan pilihan partai," ujarnya.
Jika PDIP salah langkah dalam hal ini, otomatis akan berakibat ke jumlah suara. Burhan melihat Megawati cenderung memanfaatkan waktu saat ini untuk menunda isu terkait pilpres.
"Tapi hati-hati, saat-saat seperti ini justru bisa dimanfaatkan partai lain untuk mengangkat Pak Ganjar, lho," imbuh Burhan. (Mentari Puspadini)
Jakarta: Sejarah mencatat, pada bursa
Pemilihan Presiden 2014, nama
Puan Maharani sempat digadang-gadang menjadi calon presiden dari
PDIP. Namun, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memilih mendengarkan suara publik. Megawati lantas memilih Joko Widodo atau Jokowi yang akhirnya menjadi presiden.
Tiga tahun menuju Pilpres 2024, nama
Ganjar Pranowo mencuat maju dalam bursa pilpres. Beberapa relawan mendukungnya. Padahal, kader PDIP sempat vokal menyeru nama Puan sebagai calon presiden selanjutnya.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi melihat fenomena ini dari sudut pandang analisis survei. Menurutnya, ada kemungkinan drama ini berakhir mirip dengan tahun 2014 lalu.
"Nah, tapi pertanyaannya apakah Mbak Puan harus kembali mengalah untuk kedua kali?" kata dia dalam Primetalk
Metro TV, Rabu, 22 September 2021.
Ia memaparkan tingkat kekenalan masyarakat terhadap Puan Maharani sudah cukup tinggi, yakni sebanyak 70 persen. Namun, tingkat elektabilitasnya masih rendah.
"Yang penting itu adalah konstituen atau massa yang luas itu tegak lurus dengan pilihan partai," ujarnya.
Jika PDIP salah langkah dalam hal ini, otomatis akan berakibat ke jumlah suara. Burhan melihat Megawati cenderung memanfaatkan waktu saat ini untuk menunda isu terkait pilpres.
"Tapi hati-hati, saat-saat seperti ini justru bisa dimanfaatkan partai lain untuk mengangkat Pak Ganjar, lho," imbuh Burhan.
(Mentari Puspadini) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)