"Dengan menyediakan layanan halal itu maka menarik banyak wisatawan muslim,. Pihak Jepang, Korea, China, Taiwan juga melakukan itu," kata Wapres Ma'ruf Amin di Istana Kepresidenan Yogyakarta pada Sabtu.
Meski saat ini pemerintah sedang mendorong wisata halal, namun Wapres menyebut perlu ada pembedaan antara wisata halal dengan wisata religi. Wapres Ma'ruf mencontohkan berkunjung ke masjid bukanlah termasuk wisata halal, melainkan wisata religi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kalau wisata halal itu mengunjungi semua destinasi wisata yang ada, cuma di destinasi itu ada layanan halal. Nah itu sebenarnya, sehingga ini sering dipersepsikan sepertinya harus diubah destinasinya, padahal sebenarnya tidak," jelas Wapres.
Baca: Wapres Ma'ruf Ajak Singapura Ikut Memperkuat Wisata Muslim |
Layanan halal yang dimaksud misalnya ketersediaan tempat ibadah, restoran halal, dan fasilitas lainnya. Dia menyebut layanan seperti itu tersedia di Tiongkok.
"Misalnya di China, saya pernah ke sana ada restoran biasa tapi ada juga restoran halal, ada tempat salat, di Korea juga begitu," ungkap Wapres.
Wisata halal menunjukkan ketersediaan layanan halal di destinasi wisata itu. Menurut Wapres, maslih banyak salah kaprah soal wisata halal.
"Ada orang yang menganggap (destinasi wisata) diubah, sebenarnya tidak. Ini yang perlu diluruskan, dan bukan hanya di negara mayoritas muslim tetapi justru di Jepang, China, Eropa, Australia, di mana-mana begitu," ungkap Wapres.