Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut sudah memprediksi ketegangan di Eropa sejak jauh-jauh hari. Hal itu menjadi modal Indonesia menyiapkan langkah mitigasi.
"Friksi di Eropa, Amerika Serikat, dan Tiongkok sudah di-warning dalam pidato 'Winter is Coming' kira-kira empat tahun lalu dan kejadian betul sekarang," kata Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Rusia Serang Ukraina, Cina Ambil Taiwan?’ Minggu, 27 Februari 2022.
Andi mengatakan Jokowi membuat perumpamaan dengan diksi winter atau musim dingin. Musim dingin digambarkan sebagai situasi yang lebih sulit dari musim-musim lainnya.
Meski begitu, Andi menilai dampak konflik Rusia-Ukraina saat ini lebih bisa diredam di kawasan Asia Timur, Asia Pasifik, bahkan ASEAN. Sebab, kawasan regional tersebut memiliki banyak mekanisme diplomasi.
"Namun, harus segera digelar secara lebih intens untuk memastikan tidak ada yang paling dikhawatirkan yaitu insiden dan friksi," kata dia.
Baca: Dampak Konflik Rusia-Ukraina di Indonesia Diprediksi Terasa 3 Minggu Lagi
Andi mencontohkan bentuk friksi, yakni mispersepsi antarnegara. Sehingga, interaksi diplomatik harus betul-betul ditingkatkan signifikan.
"Kalau tidak diimbangi mekanisme pembuatan rasa saling percaya yang menjadi salah satu pilar ASEAN Regional Forum bisa memunculkan mispersepsi," kata dia.
Jakarta: Presiden
Joko Widodo (Jokowi) disebut sudah memprediksi ketegangan di
Eropa sejak jauh-jauh hari. Hal itu menjadi modal Indonesia menyiapkan langkah mitigasi.
"Friksi di Eropa, Amerika Serikat, dan Tiongkok sudah di-
warning dalam pidato '
Winter is Coming' kira-kira empat tahun lalu dan kejadian betul sekarang," kata Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto dalam diskusi virtual
Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Rusia Serang Ukraina, Cina Ambil Taiwan?’ Minggu, 27 Februari 2022.
Andi mengatakan Jokowi membuat perumpamaan dengan diksi
winter atau musim dingin. Musim dingin digambarkan sebagai situasi yang lebih sulit dari musim-musim lainnya.
Meski begitu, Andi menilai dampak konflik
Rusia-Ukraina saat ini lebih bisa diredam di kawasan Asia Timur, Asia Pasifik, bahkan ASEAN. Sebab, kawasan regional tersebut memiliki banyak mekanisme diplomasi.
"Namun, harus segera digelar secara lebih intens untuk memastikan tidak ada yang paling dikhawatirkan yaitu insiden dan friksi," kata dia.
Baca:
Dampak Konflik Rusia-Ukraina di Indonesia Diprediksi Terasa 3 Minggu Lagi
Andi mencontohkan bentuk friksi, yakni mispersepsi antarnegara. Sehingga, interaksi diplomatik harus betul-betul ditingkatkan signifikan.
"Kalau tidak diimbangi mekanisme pembuatan rasa saling percaya yang menjadi salah satu pilar ASEAN Regional Forum bisa memunculkan mispersepsi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)