Jakarta: Presiden Joko Wododo mengusulkan istilah radikalisme diganti menjadi manipulator agama. Hal ini demi mencegah meluasnya paham radikal di masyarakat.
"Apakah ada istilah lain yang bisa kita gunakan, misalnya manipulator agama," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis, 31 Oktober 2019.
Menurutnya, radikalisme masih menjadi ancaman nyata di Indonesia. Paham tersebut sudah menjalar di institusi pemerintah, kelompok masyarakat, hingga institusi non-pemerintah.
"Harus ada upaya yang serius untuk mencegah meluasnya," kata Jokowi.
Salah satu cara menumpas paham radikal ialah pembangunan sumber daya manusia (SDM). Presiden memprioritaskan pembangunan kualitas SDM berlandaskan Pancasila.
Presiden menyerahkan konsep pencegahan penyebaran paham radikal kepada Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.
"Saya serahkan kepada Pak Menko Polhukam untuk mengkoordinasikan masalah ini," tegas dia.
Jakarta: Presiden Joko Wododo mengusulkan istilah radikalisme diganti menjadi manipulator agama. Hal ini demi mencegah meluasnya paham radikal di masyarakat.
"Apakah ada istilah lain yang bisa kita gunakan, misalnya manipulator agama," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis, 31 Oktober 2019.
Menurutnya, radikalisme masih menjadi ancaman nyata di Indonesia. Paham tersebut sudah menjalar di institusi pemerintah, kelompok masyarakat, hingga institusi non-pemerintah.
"Harus ada upaya yang serius untuk mencegah meluasnya," kata Jokowi.
Salah satu cara menumpas paham radikal ialah pembangunan sumber daya manusia (SDM). Presiden memprioritaskan pembangunan kualitas SDM berlandaskan Pancasila.
Presiden menyerahkan konsep pencegahan penyebaran paham radikal kepada Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.
"Saya serahkan kepada Pak Menko Polhukam untuk mengkoordinasikan masalah ini," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)