Jakarta: Ketua Komite Pengarah Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 Muhammad Nuh menyampaikan perubahan iklim bakal menjadi bahasan dalam Muktamar NU. Nuh menyebut masalah itu turut memengaruhi perkembangan organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.
"Yang tidak kalah penting isu ke depan mengenai climate change yang akan memengaruhi perkembangan NU ke depan," kata M Nuh melalui siaran pers virtual, Kamis, 11 November 2021.
Dia menjelaskan puncak bonus demografi Indonesia pada 2035 harus bisa dikelola dengan baik. Sebab, 70 persen populasi memasuki usia produktif dan pengelolan yang lalai akan menyebabkan disaster demographic.
"Bukan demographic deviden. Itu yang harus jadi perhatian khusus PBNU ke depan," ujar Nuh.
Baca: NU Lampung Duga Ada Upaya Sabotase Muktamar
NU juga menyoroti perkembangan era digital. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu mengatakan NU harus memanfaatkan perkembangan teknologi digital dengan baik.
Sebab, teknologi digital dikategorikan sebagai generic purpose of technology yang dibutuhkan dalam semua bidang. Selain itu, Muktamar NU membahas munculnya paham-paham keagamaan transansional yang dinilai tidak cocok dengan prinsip keindonesiaan.
Nuh menyebut paham-paham transnasional harus disikapi NU dengan baik. "Desain besar NU ke depan itu harus menciptakan, membuat rumah yang bisa menampung segala ragam profesi dengan segala macam jumlah yang luar biasa," kata dia.
Ketua Panitia Pelaksana Muktamar NU ke-34 Imam Aziz menyebut ada empat tempat yang akan digunakan dalam muktamar tersebut. Acara pembukaan dan sidang pleno digelar di Pesantren Darussaadah Lampung Tengah.
Sementara itu, tiga univeristas di Kota Bandar Lampung digunakan untuk rapat-rapat komisi maupun sidang bahtsul masail. Ketiga univeristas yang dimaksud adalan Universitas Islam Negeri Raden Intan, Universitas Lampung (Unila), dan Universitas Malahayati.
"Kami pantia berkomitmen dengan protokol kesehatan dan semuanya ini nanti kita atur bagaimana agar tidak terjadi kerumunan," kata Imam.
Adapun para peserta muktamar pada 23-25 Desember 2021 berasal dari tiga utusan, yakni pengurus wilayah dari 34 provinsi, pengurus 550 cabang, dan 32 pengurus cabang istimewa (internasional). Karena digelar saat pandemi covid-19, perwakilan setiap unsur yang datang dihadiri sebanyak tiga peserta dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Jakarta: Ketua Komite Pengarah Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 Muhammad Nuh menyampaikan perubahan iklim bakal menjadi bahasan dalam
Muktamar NU. Nuh menyebut masalah itu turut memengaruhi perkembangan organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.
"Yang tidak kalah penting isu ke depan mengenai
climate change yang akan memengaruhi perkembangan
NU ke depan," kata M Nuh melalui siaran pers virtual, Kamis, 11 November 2021.
Dia menjelaskan puncak bonus demografi Indonesia pada 2035 harus bisa dikelola dengan baik. Sebab, 70 persen populasi memasuki usia produktif dan pengelolan yang lalai akan menyebabkan
disaster demographic.
"Bukan
demographic deviden. Itu yang harus jadi perhatian khusus PBNU ke depan," ujar Nuh.
Baca:
NU Lampung Duga Ada Upaya Sabotase Muktamar
NU juga menyoroti perkembangan era digital. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu mengatakan NU harus memanfaatkan perkembangan teknologi digital dengan baik.
Sebab, teknologi digital dikategorikan sebagai
generic purpose of technology yang dibutuhkan dalam semua bidang. Selain itu, Muktamar NU membahas munculnya paham-paham keagamaan transansional yang dinilai tidak cocok dengan prinsip keindonesiaan.
Nuh menyebut paham-paham transnasional harus disikapi NU dengan baik. "Desain besar NU ke depan itu harus menciptakan, membuat rumah yang bisa menampung segala ragam profesi dengan segala macam jumlah yang luar biasa," kata dia.
Ketua Panitia Pelaksana Muktamar NU ke-34 Imam Aziz menyebut ada empat tempat yang akan digunakan dalam muktamar tersebut. Acara pembukaan dan sidang pleno digelar di Pesantren Darussaadah Lampung Tengah.
Sementara itu, tiga univeristas di Kota Bandar Lampung digunakan untuk rapat-rapat komisi maupun sidang bahtsul masail. Ketiga univeristas yang dimaksud adalan Universitas Islam Negeri Raden Intan, Universitas Lampung (Unila), dan Universitas Malahayati.
"Kami pantia berkomitmen dengan protokol kesehatan dan semuanya ini nanti kita atur bagaimana agar tidak terjadi kerumunan," kata Imam.
Adapun para peserta muktamar pada 23-25 Desember 2021 berasal dari tiga utusan, yakni pengurus wilayah dari 34 provinsi, pengurus 550 cabang, dan 32 pengurus cabang istimewa (internasional). Karena digelar saat pandemi covid-19, perwakilan setiap unsur yang datang dihadiri sebanyak tiga peserta dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)