Jakarta: Ketua Tim Pengusul dan Penyusun Kajian Akademik Pahlawan Nasional, Muhaimin, mengaku harus berburu ke sejumlah pesantren untuk menemukan bukti autentik dari tulisan ulama asal Madura, Jawa Timur, Syaikhona Kholil Bangkalan. Bukti berupa manuskrip itu untuk mendukung kelayakan Syaikhona Kholil mendapat gelar pahlawan nasional.
"Kami melakukan kajian itu di 2019-2020, menemukan banyak manuskrip yang kami dapatkan dari berbagai pesantren besar di Indonesia," kata Muhaimin dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Meniti Jalan Pahlawan Syekh Kholil Bangkalan', Minggu, 3 Oktober 2021.
Dia mengaku berburu ke sejumlah pesantren di Jawa Timur. Bahkan, dia sampai ke Jakarta untuk menemukan manuskrip dalam konteks penulisan sejarah secara akademik.
"Ternyata kami banyak menemukan bukti-bukti beliau sebagai tokoh besar dalam pergerakan nasional, serta pendidikan Islam di Indonesia," ucap Muhaimin.
Muhaimin tak memungkiri terdapat sejumlah faktor yang membuat Syaikhona Kholil belum menerima gelar pahlawan. Padahal, muridnya seperti KH Hasyim Asy'ari dan Ki Hadjar Dewantara telah menerima gelar pahlawan.
Kondisi itu, kata Muhaimin, akibat sejarah mainstream yang tidak pernah mencatat kiprah ulama dan santri. Peran ulama dan santri dalam narasi sejarah mainstream dinilai termarjinalkan.
"Selain itu, mungkin banyak keengganan tokoh atau akademisi yang melakukan kajian secara khusus tentang Syaikhona Kholil. Karena, terbatasnya literasi yang berbicara secara khusus tentang Syaikhona Kholil," ujar Muhaimin.
Baca: Keteladanan Syaikhona Kholil Diharapkan Jadi Role Model Jati Diri Bangsa
Muhaimin mengapresiasi Partai NasDem yang telah membuka ruang untuk mengusulkan Syaikhona Kholil mendapat gelar pahlawan nasional. Dia tak memungkiri hal ini perlu dukungan politik.
"Kami tidak mungkin bisa bekerja sendiri pasti membutuhkan elemen masyarakat lainnya, termasuk dalam hal ini adalah partai politik," ujar Muhaimin.
Anggota DPR dari Fraksi Partai NasDem, Willy Aditya, menekankan Partai NasDem tak henti-hentinya memperjuangkan gelar pahlawan nasional untuk beberapa tokoh. Hal ini seiring dengan pesan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh untuk terus merawat nilai-nilai yang diperjuangkan pahlawan.
"Pak Surya berpesan selalu kepada kami, kader di NasDem, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pendahulu dan para syuhadanya. Tradisi itu harus kita rawat betul," ucap Willy.
Partai NasDem tengah memperjuangkan gelar pahlawan nasional untuk Syaikhona Kholil Bangkalan. Usulan ini sedang diproses dan diharapkan mendapat persetujuan dari Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan serta Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jakarta: Ketua Tim Pengusul dan Penyusun Kajian Akademik Pahlawan Nasional, Muhaimin, mengaku harus berburu ke sejumlah pesantren untuk menemukan bukti autentik dari tulisan ulama asal Madura, Jawa Timur, Syaikhona Kholil Bangkalan. Bukti berupa manuskrip itu untuk mendukung kelayakan Syaikhona Kholil mendapat gelar
pahlawan nasional.
"Kami melakukan kajian itu di 2019-2020, menemukan banyak manuskrip yang kami dapatkan dari berbagai pesantren besar di Indonesia," kata Muhaimin dalam program
Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Meniti Jalan Pahlawan Syekh Kholil Bangkalan', Minggu, 3 Oktober 2021.
Dia mengaku berburu ke sejumlah pesantren di Jawa Timur. Bahkan, dia sampai ke Jakarta untuk menemukan manuskrip dalam konteks penulisan sejarah secara akademik.
"Ternyata kami banyak menemukan bukti-bukti beliau sebagai tokoh besar dalam pergerakan nasional, serta pendidikan Islam di Indonesia," ucap Muhaimin.
Muhaimin tak memungkiri terdapat sejumlah faktor yang membuat Syaikhona Kholil belum menerima gelar pahlawan. Padahal, muridnya seperti KH Hasyim Asy'ari dan Ki Hadjar Dewantara telah menerima gelar pahlawan.
Kondisi itu, kata Muhaimin, akibat sejarah
mainstream yang tidak pernah mencatat kiprah ulama dan santri. Peran ulama dan santri dalam narasi sejarah
mainstream dinilai termarjinalkan.
"Selain itu, mungkin banyak keengganan tokoh atau akademisi yang melakukan kajian secara khusus tentang Syaikhona Kholil. Karena, terbatasnya literasi yang berbicara secara khusus tentang Syaikhona Kholil," ujar Muhaimin.
Baca:
Keteladanan Syaikhona Kholil Diharapkan Jadi Role Model Jati Diri Bangsa
Muhaimin mengapresiasi
Partai NasDem yang telah membuka ruang untuk mengusulkan Syaikhona Kholil mendapat gelar pahlawan nasional. Dia tak memungkiri hal ini perlu dukungan politik.
"Kami tidak mungkin bisa bekerja sendiri pasti membutuhkan elemen masyarakat lainnya, termasuk dalam hal ini adalah partai politik," ujar Muhaimin.
Anggota DPR dari Fraksi Partai NasDem, Willy Aditya, menekankan Partai NasDem tak henti-hentinya memperjuangkan gelar pahlawan nasional untuk beberapa tokoh. Hal ini seiring dengan pesan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh untuk terus merawat nilai-nilai yang diperjuangkan pahlawan.
"Pak Surya berpesan selalu kepada kami, kader di NasDem, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pendahulu dan para syuhadanya. Tradisi itu harus kita rawat betul," ucap Willy.
Partai NasDem tengah memperjuangkan gelar pahlawan nasional untuk Syaikhona Kholil Bangkalan. Usulan ini sedang diproses dan diharapkan mendapat persetujuan dari Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan serta Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)