Jakarta: Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang membandingkan pembangunan dua presiden disorot. Pengamat politik Lucius Karus menyebut AHY memiliki motif politik dalam membandingkan pembangunan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya kira motif utama tentu dalam rangka pengakuan. Dengan langsung mempertentangkan dua sosok capres, AHY ingin terlihat ada pada level yang sama dengan dia, sosok yang dia perbandingan itu," ujar Lucius saat dihubungi, Rabu, 21 September 2022.
Menurut dia, publik belum melihat AHY sebagai sosok calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres). Sehingga, AHY menyinggung Jokowi agar menarik perhatian publik.
"Strategi langsung menyentil presiden sekarang nampaknya demi kebutuhan AHY sebagai capres atau cawapres partai Demokrat," ujarnya.
Di sisi lain, dia mengkritik pernyataan AHY soal data pembangunan. Jangan sampai apa yang disampaikan AHY tak berdasar dan cenderung dinilai hoaks.
"AHY memang harus berani tampil beda. Sayangnya ya mesti harus dengan argumentasi dan basis data yang akurat, agar tak dianggap black campaign atau hoaks," ujar Lucius.
Salah satu data terkait yakni dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait pembangunan jalan tol. SBY membangun jalan tol sepanjang 189,2 kilometer (km) pada 2004-2019.
Sementara itu, Jokowi membangun jalan tol sepanjang 1.762,3 km sejak menjabat pada 2014 hingga saat ini. Kemudian, 750 km jalan tol dibangun dan ditargetkan selesai pada 2024.
Selain itu, data terkait menunjukkan ada 18 bendungan mulai dibangun di era SBY. Seluruhnya diselesaikan Jokowi.
Adapaun Jokowi memulai pembangunan 12 bendungan sejak menjabat. Akumulasi data memaparkan ada 30 bendungan selesai dibangun di era jokowi, kemudian 27 bendungan ditargetkan rampung pada 2024.
Jakarta: Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang membandingkan pembangunan dua presiden disorot. Pengamat politik Lucius Karus menyebut AHY memiliki motif politik dalam membandingkan pembangunan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (
Jokowi).
"Saya kira motif utama tentu dalam rangka pengakuan. Dengan langsung mempertentangkan dua sosok capres, AHY ingin terlihat ada pada level yang sama dengan dia, sosok yang dia perbandingan itu," ujar Lucius saat dihubungi, Rabu, 21 September 2022.
Menurut dia, publik belum melihat AHY sebagai sosok calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres). Sehingga, AHY menyinggung Jokowi agar menarik perhatian publik.
"Strategi langsung menyentil presiden sekarang nampaknya demi kebutuhan AHY sebagai capres atau cawapres partai Demokrat," ujarnya.
Di sisi lain, dia mengkritik pernyataan AHY soal data pembangunan. Jangan sampai apa yang disampaikan AHY tak berdasar dan cenderung dinilai hoaks.
"AHY memang harus berani tampil beda. Sayangnya ya mesti harus dengan argumentasi dan basis data yang akurat, agar tak dianggap
black campaign atau hoaks," ujar Lucius.
Salah satu data terkait yakni dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait
pembangunan jalan tol. SBY membangun jalan tol sepanjang 189,2 kilometer (km) pada 2004-2019.
Sementara itu, Jokowi membangun jalan tol sepanjang 1.762,3 km sejak menjabat pada 2014 hingga saat ini. Kemudian, 750 km jalan tol dibangun dan ditargetkan selesai pada 2024.
Selain itu, data terkait menunjukkan ada 18 bendungan mulai dibangun di era SBY. Seluruhnya diselesaikan Jokowi.
Adapaun Jokowi memulai pembangunan 12 bendungan sejak menjabat. Akumulasi data memaparkan ada 30 bendungan selesai dibangun di era jokowi, kemudian 27 bendungan ditargetkan rampung pada 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ADN)