Jakarta: Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan pihaknya menolak NU dijadikan alat politik dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Ia memastikan NU tidak memiliki kecondongan dalam mendukung peserta Pemilu 2024, terutama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Gus Yahya menilai pihak yang hendak maju menjadi capres dan cawapres harus didasari dengan prestasi, kredibilitas, hingga rekam jejak. Bukan didasari klaim atas dukungan dari NU.
"Maka saya sampaikan tidak akan ada calon presiden dan calon wakil presiden atas nama NU. Karena NU tidak boleh diperalat sebagai senjata politik untuk mengumpulkan dukungan," tegas Yahya usai menghadiri Malam Anugerah 1 Abad NU, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Selasa malam, 31 Februari 2023.
Namun, Yahya tidak menutup diri apabila ada capres dan cawapres yang berkunjung ke NU. Pihaknya akan melihat kualitas program kerja yang ditawarkan.
"Apakah itu yang ditawarkan ini masuk akal, dan kita lihat apakah track recordnya apakah ideal memang terbukti untuk melaksanakan apa yang dia tawarkan nantinya," jelasnya.
Kendati demikian, Yahya kembali menegaskan PBNU tidak akan memberi dukungan kepada salah satu calon. Dukungan hanya diberikan secara individu.
"Dukungan tidak atas nama lembaga. NU sebagai organisasi sebagai institusi tidak boleh digunakan untuk dukung mendukung dan kegiatan politik apa pun," bebernya.
Jakarta: Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (
PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan pihaknya menolak NU dijadikan alat politik dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Ia memastikan NU tidak memiliki kecondongan dalam mendukung peserta
Pemilu 2024, terutama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Gus Yahya menilai pihak yang hendak maju menjadi capres dan cawapres harus didasari dengan prestasi, kredibilitas, hingga rekam jejak. Bukan didasari klaim atas dukungan dari NU.
"Maka saya sampaikan tidak akan ada calon presiden dan calon wakil presiden atas nama NU. Karena NU tidak boleh diperalat sebagai senjata politik untuk mengumpulkan dukungan," tegas Yahya usai menghadiri Malam Anugerah 1 Abad NU, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Selasa malam, 31 Februari 2023.
Namun, Yahya tidak menutup diri apabila ada capres dan cawapres yang berkunjung ke NU. Pihaknya akan melihat kualitas program kerja yang ditawarkan.
"Apakah itu yang ditawarkan ini masuk akal, dan kita lihat apakah track recordnya apakah ideal memang terbukti untuk melaksanakan apa yang dia tawarkan nantinya," jelasnya.
Kendati demikian, Yahya kembali menegaskan PBNU tidak akan memberi dukungan kepada salah satu calon. Dukungan hanya diberikan secara individu.
"Dukungan tidak atas nama lembaga.
NU sebagai organisasi sebagai institusi tidak boleh digunakan untuk dukung mendukung dan kegiatan politik apa pun," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)