Jakarta: Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, memprediksi tiga koalisi terbentuk pada Pilpres 2024. Pertama, koalisi batu tulis antara PDI Perjuangan dan Gerindra.
Koalisi ini terbentuk karena kedekatan antara Prabowo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Dalam beberapa kesempatan, hubungan kedua tokoh tersebut sangat harmonis.
"Soal siapa calonnya tentatif, bisa Prabowo dengan Puan," kata Qodari dalam program Hot Room di Metro TV, Rabu, 3 November 2021.
Koalisi ini diprediksi diperkuat dengan salah satu partai Islam. Seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) atau Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Karena PDI Perjuangan akan menarik kelompok Islam yang saat ini diwakili PPP dan PKB," sebut dia.
Koalisi kedua yaitu Gondangdia karena ketokohan Surya Paloh sebagai politikus senior. Peran Ketua Partai NasDem itu dinilai cukup sentral dalam menentukan peta koalisi.
(Baca: Penentu Koalisi Bukan Partai, Tapi Elektabilitas Capres)
NasDem diprediksi berduet dengan Golkar. Qodari memprediksi pasangan calon yang diusung yaitu pemenang konvensi bersama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Anggota koalisi Gondangdia bisa bertambah bila konvensi diikuti dan dimenangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Salah satu partai yang diprediksi bergabung yaitu PKS.
"Kalau ini linear mungkin pemenangnya adalah Anies dan Airlangga, PKS itu pasti ke sini (Koalisi Gondangdia), di mana ada Anies pasti ada PKS," ujar dia.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diprediksi berada di koalisi terakhir. Kelompok ini diprediksi diisi Demokrat, PAN, dan, PPP atau PKB.
Dia menilai tarik menarik penentu cawapres akan lebih sengit pada koalisi ketiga. Sebab, masing-masing pimpinan parpol tentu ingin menjadi kontestan mendampingi Ganjar.
Demokrat ingin mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sedangkan PAN telah memutuskan Zulkifli Hasan sebagai capres. Terakhir, Muhaimin Iskandar bila PKB bergabung dalam koalisi tersebut.
Jakarta: Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, memprediksi tiga
koalisi terbentuk pada
Pilpres 2024. Pertama, koalisi batu tulis antara PDI Perjuangan dan Gerindra.
Koalisi ini terbentuk karena kedekatan antara Prabowo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Dalam beberapa kesempatan, hubungan kedua tokoh tersebut sangat harmonis.
"Soal siapa
calonnya tentatif, bisa Prabowo dengan Puan," kata Qodari dalam program Hot Room di Metro TV, Rabu, 3 November 2021.
Koalisi ini diprediksi diperkuat dengan salah satu partai Islam. Seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) atau Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Karena PDI Perjuangan akan menarik kelompok Islam yang saat ini diwakili PPP dan PKB," sebut dia.
Koalisi kedua yaitu Gondangdia karena ketokohan Surya Paloh sebagai politikus senior. Peran Ketua Partai NasDem itu dinilai cukup sentral dalam menentukan peta koalisi.
(Baca:
Penentu Koalisi Bukan Partai, Tapi Elektabilitas Capres)
NasDem diprediksi berduet dengan Golkar. Qodari memprediksi pasangan calon yang diusung yaitu pemenang konvensi bersama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Anggota koalisi Gondangdia bisa bertambah bila konvensi diikuti dan dimenangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Salah satu partai yang diprediksi bergabung yaitu PKS.
"Kalau ini linear mungkin pemenangnya adalah Anies dan Airlangga, PKS itu pasti ke sini (Koalisi Gondangdia), di mana ada Anies pasti ada PKS," ujar dia.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diprediksi berada di koalisi terakhir. Kelompok ini diprediksi diisi Demokrat, PAN, dan, PPP atau PKB.
Dia menilai tarik menarik penentu cawapres akan lebih sengit pada koalisi ketiga. Sebab, masing-masing pimpinan parpol tentu ingin menjadi kontestan mendampingi Ganjar.
Demokrat ingin mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sedangkan PAN telah memutuskan Zulkifli Hasan sebagai capres. Terakhir, Muhaimin Iskandar bila PKB bergabung dalam koalisi tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)