Jakarta: Bantuan sosial (bansos) yang dipersonifikasi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut bentuk kejahatan kemanusiaan. Karena terdapat gaung sosok pemberian bansos ketika diberikan ke masyarakat.
"Ini kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Pak Jokowi ketika dipersonifikasi," kata pendiri Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan dalam program Crosscheck by Medcom.id bertajuk 'Guru Besar Gusar, Jokowi Dikepung Petisi Lawan Dinasti' di akun YouTube Medcom.id, Minggu, 4 Februari 2024.
Syahganda menyoroti peristiwa sejumlah menteri dan juga ketua umum partai politik (parpol) yang menyuarakan bahwa bansos merupakan pemberian Jokowi. Sejumlah negara di Eropa, kata dia, hal itu bentuk penghinaan terhadap manusia.
Dia menceritakan pengalamannya menerima bansos di Belanda dan Swiss selama empat bulan. Selama menerima, bansos tidak diberikan oleh orang langsung atau dikapitalisasi serta dipersonifikasi.
"Saya terima transfer saja tidak perlu terima kasih dan itu kewajiban negara dan hak rakyat, rutin," jelas Syahganda.
Dia juga mengutip pernyataan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin yang menilai bahwa pemberian bansos melestarikan kemiskinan. Menurut Syahganda, pernyataan wapres itu sejalan dan sejatinya bansos yang terus-menerus digelontorkan kontra terhadap semangat revolusi mental yang pernah digaungkan Jokowi.
"Ya karena itu yang disebut yang harusnya revolusi mental itu membebaskan manusia dari budaya mentalitas pengemis ini istilah wapres Ma'ruf Amin, yang mengatakan cara-cara melanggengkan kemiskinan," ucap Syahganda.
Jakarta: Bantuan sosial (bansos) yang dipersonifikasi dari Presiden Joko Widodo (
Jokowi) disebut bentuk kejahatan kemanusiaan. Karena terdapat gaung sosok pemberian bansos ketika diberikan ke masyarakat.
"Ini kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Pak Jokowi ketika dipersonifikasi," kata pendiri Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan dalam program
Crosscheck by Medcom.id bertajuk 'Guru Besar Gusar, Jokowi Dikepung Petisi Lawan Dinasti' di akun
YouTube Medcom.id, Minggu, 4 Februari 2024.
Syahganda menyoroti peristiwa sejumlah menteri dan juga ketua umum partai politik (parpol) yang menyuarakan bahwa bansos merupakan pemberian Jokowi. Sejumlah negara di Eropa, kata dia, hal itu bentuk penghinaan terhadap manusia.
Dia menceritakan pengalamannya menerima bansos di Belanda dan Swiss selama empat bulan. Selama menerima, bansos tidak diberikan oleh orang langsung atau dikapitalisasi serta dipersonifikasi.
"Saya terima transfer saja tidak perlu terima kasih dan itu kewajiban negara dan hak rakyat, rutin," jelas Syahganda.
Dia juga mengutip pernyataan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin yang menilai bahwa pemberian bansos melestarikan kemiskinan. Menurut Syahganda, pernyataan wapres itu sejalan dan sejatinya bansos yang terus-menerus digelontorkan kontra terhadap semangat revolusi mental yang pernah digaungkan Jokowi.
"Ya karena itu yang disebut yang harusnya revolusi mental itu membebaskan manusia dari budaya mentalitas pengemis ini istilah wapres Ma'ruf Amin, yang mengatakan cara-cara melanggengkan kemiskinan," ucap Syahganda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)