medcom.id, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan siap mengeksekusi rencana pemutakhiran film berjudul Penumpasan Pengkhianatan Gerakan 30S/PKI. Sejarawan akan dikumpulkan untuk mendiskusikan fakta sejarah baru yang terungkap.
"Kami akan mengumpulkan sejarawan terkait temuan baru mengenai peristiwa itu. Serta mengundang berbagai institusi, termasuk Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) sebagai institusi yang fokus pada produksi dan penjualan," kata Direktur Sejarah Kemendikbud Triana Wulandari saat ditemui Metrotvnews.com di Jakarta Pusat, Rabu 20 September 2017.
Triana mengatakan, penting melibatkan sejarawan dalam pembuatan film mengenai penumpasan PKI itu. Sebab, sejarah bersifat kontekstual yang selalu memiliki penemuan atau konsep baru seiring bertambahnya waktu.
Sejarawan nantinya diminta memaparkan temuan dan fakta baru dari peristiwa tersebut. Lagipula, tambah Triana, sejarah berbeda dengan ilmu lain, terus berkembang.
Untuk menambahkan fakta dan meminimalisir subjektivitas film, pihaknya berencana berdiskusi dan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan sejarawan. Temuan baru ini nantinya akan dilaporkan ke presiden.
"Sehingga wajar saja jika rencananya jadi dibuat, kami mengumpulkan sejarawan untuk mendukung keinginan presiden dalam rangka pembuatan film (G30S/PKI) bagi anak-anak milenial," tambahnya.
Triana menegaskan, hal ini juga menjadi tantangan bagi pemerintah dan sejarawan. Yakni mempererat persatuan di tengah keragaman yang mendorong semangat rekonsiliasi sejarah, termasuk dalam pembuatan versi baru film G30S/PKI.
"Sejalan dengan itu historiogragi peristiwa Gerakan 30 September 1965 perlu kita inventarisasi untuk menyusun gambaran utuh tentang masa tersebut," pungkas dia.
medcom.id, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan siap mengeksekusi rencana pemutakhiran film berjudul Penumpasan Pengkhianatan Gerakan 30S/PKI. Sejarawan akan dikumpulkan untuk mendiskusikan fakta sejarah baru yang terungkap.
"Kami akan mengumpulkan sejarawan terkait temuan baru mengenai peristiwa itu. Serta mengundang berbagai institusi, termasuk Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) sebagai institusi yang fokus pada produksi dan penjualan," kata Direktur Sejarah Kemendikbud Triana Wulandari saat ditemui Metrotvnews.com di Jakarta Pusat, Rabu 20 September 2017.
Triana mengatakan, penting melibatkan sejarawan dalam pembuatan film mengenai penumpasan PKI itu. Sebab, sejarah bersifat kontekstual yang selalu memiliki penemuan atau konsep baru seiring bertambahnya waktu.
Sejarawan nantinya diminta memaparkan temuan dan fakta baru dari peristiwa tersebut. Lagipula, tambah Triana, sejarah berbeda dengan ilmu lain, terus berkembang.
Untuk menambahkan fakta dan meminimalisir subjektivitas film, pihaknya berencana berdiskusi dan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan sejarawan. Temuan baru ini nantinya akan dilaporkan ke presiden.
"Sehingga wajar saja jika rencananya jadi dibuat, kami mengumpulkan sejarawan untuk mendukung keinginan presiden dalam rangka pembuatan film (G30S/PKI) bagi anak-anak milenial," tambahnya.
Triana menegaskan, hal ini juga menjadi tantangan bagi pemerintah dan sejarawan. Yakni mempererat persatuan di tengah keragaman yang mendorong semangat rekonsiliasi sejarah, termasuk dalam pembuatan versi baru film G30S/PKI.
"Sejalan dengan itu historiogragi peristiwa Gerakan 30 September 1965 perlu kita inventarisasi untuk menyusun gambaran utuh tentang masa tersebut," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)