medcom.id, Jakarta: Anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar, Agun Gunandjar mengkiritik tindakan yang diambil Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical). Ia menilai Ical sebagai penakut lantaran mengumpulkan DPD I Partai Golkar di Hotel Sultan.
"Jelas itu cara-cara penakut. Dia ingin menang di ring dan wasit yang dia Miliki dan (DPD I) berpihak dan hormat pada majikannya yang tidak bertarung karena tak ada lawan," kata Agun dalam pesan singkatnya, Rabu, (26/11/2014).
Pertemuan DPD I dan DPD II di hotel Sultan Rabu petang ini, kata Agun, merupakan upaya untuk memenangkan Ical dengan cara-cara yang tidak demokratis. Hal itu ditandai dengan adanya indikasi pemilihan yang berujung pada aklamasi yang disusun rapi panitia dan pimpinan munas.
"Persis seperti Rapimnas. Makanya saya usulkan dalam rapat pleno hentikan model-model dukungan seperti itu. Lalu (kita) sepakati tata cara pemilihan (ketum) dalam munas secara rahasia. Sepakati panitia dan ganti panitia yang sudah jelas dan sudah berpihak. Sepakati materi-materi munas," terang dia.
Ia meniilai, semua kesepakatan harus diambil dalam rapat pleno agar pelaksanaan munas bisa satu suara dalampenetapan waktunya. "Jadi yang buat pecah dan rusuh itu siapa, diajak rapat, diajak dialog, diajak kompromi, semua ditolak, kekeh aja ngotot, dan sepihak memutus tanpa dengarkan suara yang berbeda," ujar dia.
Seperti diketahui, Ical mengumpulkan DPD I di Hotel Sultan pada Rabu petang. Mereka membahas finalisasi persiapan pelaksanaan munas di Bali pada 30 November hingga 3 Desember 2014 mendatang.
medcom.id, Jakarta: Anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar, Agun Gunandjar mengkiritik tindakan yang diambil Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical). Ia menilai Ical sebagai penakut lantaran mengumpulkan DPD I Partai Golkar di Hotel Sultan.
"Jelas itu cara-cara penakut. Dia ingin menang di ring dan wasit yang dia Miliki dan (DPD I) berpihak dan hormat pada majikannya yang tidak bertarung karena tak ada lawan," kata Agun dalam pesan singkatnya, Rabu, (26/11/2014).
Pertemuan DPD I dan DPD II di hotel Sultan Rabu petang ini, kata Agun, merupakan upaya untuk memenangkan Ical dengan cara-cara yang tidak demokratis. Hal itu ditandai dengan adanya indikasi pemilihan yang berujung pada aklamasi yang disusun rapi panitia dan pimpinan munas.
"Persis seperti Rapimnas. Makanya saya usulkan dalam rapat pleno hentikan model-model dukungan seperti itu. Lalu (kita) sepakati tata cara pemilihan (ketum) dalam munas secara rahasia. Sepakati panitia dan ganti panitia yang sudah jelas dan sudah berpihak. Sepakati materi-materi munas," terang dia.
Ia meniilai, semua kesepakatan harus diambil dalam rapat pleno agar pelaksanaan munas bisa satu suara dalampenetapan waktunya. "Jadi yang buat pecah dan rusuh itu siapa, diajak rapat, diajak dialog, diajak kompromi, semua ditolak, kekeh aja ngotot, dan sepihak memutus tanpa dengarkan suara yang berbeda," ujar dia.
Seperti diketahui, Ical mengumpulkan DPD I di Hotel Sultan pada Rabu petang. Mereka membahas finalisasi persiapan pelaksanaan munas di Bali pada 30 November hingga 3 Desember 2014 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)