medcom.id, Jakarta: PKS memecat Fahri Hamzah dari seluruh jenjang keanggotaan partai. Alasannya, karena Fahri sering melontarkan pernyataan kontroversial ke publik. Fahri tidak terima dan melawan keputusan PKS.
"Ini ada persoalan besar yang harus kita hadapi. Karena yang dihukum budaya saya, sebagai orang Timur. Budaya saya sejak lahir. Saya tidak pernah jadi penjahat," kata Fahri dalam jumpa pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Menurut Fahri, pimpinan PKS saat ini merusak semangat partai yang lahir setelah Orde Baru runtuh. Pasalnya PKS dilahirkan untuk membantu terciptanya demokrasi yang sehat.
Sebagai legislator, Fahri menegaskan bahwa dirinya mempunyai kebebasan untuk berbicara kepada publik terkait isu apa pun. Termasuk yang diungkapkan sendiri atau sebagai respons dari pertanyaan awak media.
"Anggota DPR, mulutnya dilindungi dari kesalahan. Anggota DPR itu bisa berbicara. Tidak bisa memecat. Karena tugasnya, mengawasi perjalanan pemerintahan. Itu diproteksi Undang-undang. Jangan gaya bicara ini dipersoalkan," ungkap dia.
Fahri menegaskan, dirinya bukanlah penjahat. Dia juga mengaku tidak memiliki catatan buruk, baik sebagai anggota DPR maupun dalam forum pembinaan yang wajib diikuti setiap pekan di PKS.
Fahri menuding, pemecatan itu karena keinginan segelintir Pimpinan PKS yang tidak suka secara pribadi. Tapi, dia tidak merincinya. Tapi, segelintir elite itu, menjadikan struktural partai untuk menghabisi karir politiknya di PKS.
"Saya tidak mengerti siapa yang jadi dalang tindakan konyol seperti ini," tandas dia.
Wakil Ketua DPR itu bersikeras tidak akan mengindahkan saksi pemecatan itu. Dia akan membawa kasus itu ke ranah hukum. Pekan ini ia akan melaporkan karena merasa dirugikan sebagai warga negara, pendiri partai, kader partai, dan pimpinan DPR.
medcom.id, Jakarta: PKS memecat Fahri Hamzah dari seluruh jenjang keanggotaan partai. Alasannya, karena Fahri sering melontarkan pernyataan kontroversial ke publik. Fahri tidak terima dan melawan keputusan PKS.
"Ini ada persoalan besar yang harus kita hadapi. Karena yang dihukum budaya saya, sebagai orang Timur. Budaya saya sejak lahir. Saya tidak pernah jadi penjahat," kata Fahri dalam jumpa pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Menurut Fahri, pimpinan PKS saat ini merusak semangat partai yang lahir setelah Orde Baru runtuh. Pasalnya PKS dilahirkan untuk membantu terciptanya demokrasi yang sehat.
Sebagai legislator, Fahri menegaskan bahwa dirinya mempunyai kebebasan untuk berbicara kepada publik terkait isu apa pun. Termasuk yang diungkapkan sendiri atau sebagai respons dari pertanyaan awak media.
"Anggota DPR, mulutnya dilindungi dari kesalahan. Anggota DPR itu bisa berbicara. Tidak bisa memecat. Karena tugasnya, mengawasi perjalanan pemerintahan. Itu diproteksi Undang-undang. Jangan gaya bicara ini dipersoalkan," ungkap dia.
Fahri menegaskan, dirinya bukanlah penjahat. Dia juga mengaku tidak memiliki catatan buruk, baik sebagai anggota DPR maupun dalam forum pembinaan yang wajib diikuti setiap pekan di PKS.
Fahri menuding, pemecatan itu karena keinginan segelintir Pimpinan PKS yang tidak suka secara pribadi. Tapi, dia tidak merincinya. Tapi, segelintir elite itu, menjadikan struktural partai untuk menghabisi karir politiknya di PKS.
"Saya tidak mengerti siapa yang jadi dalang tindakan konyol seperti ini," tandas dia.
Wakil Ketua DPR itu bersikeras tidak akan mengindahkan saksi pemecatan itu. Dia akan membawa kasus itu ke ranah hukum. Pekan ini ia akan melaporkan karena merasa dirugikan sebagai warga negara, pendiri partai, kader partai, dan pimpinan DPR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)