medcom.id, Jakarta: Ketua DPR Ade Komarudin mendadak menyambangi Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jumat 15 Januari, pukul 18.15 WIB.
Dalam pertemuan selama dua jam, Ade membantah ada pembahasan mengenai pembentukan tim transisi oleh Mahkamah Partai Golkar.
"Saya menghindari pembahasan itu karena tugas saya selaku ketua dewan cukup berat," ujar Ade di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Kendati demikian, Ade tak menampik jika Presiden sempat menyinggung soal putusan Mahkamah Partai Golkar tersebut. Tapi, kata Ade, dia menolak pembahasan itu dengan berbagai alasan.
"Tadi saya katakan kepada Presiden kalau itu fardu kifayah, sudah ada yang mengerjakan maka saya enggak usah ikut, pengurus Golkar kan banyak," beber dia.
Dia mengungkapkan, kedatangannya ke Istana sekadar ingin bersilaturahmi pascadilantik sebagai Ketua DPR menggantikan Setya Novanto. Menurutnya, silaturahmi penting dilakukan pimpinan DPR untuk meningkatkan kinerja dewan.
"Saya sudah bertemu Pak SBY, Pak Surya Paloh, Pak Jokowi malam ini, ketemu Ibu Mega, Senin. Kemudian direncanakan akan menuntaskan pertemuan dengan Ketum lain. Ini penting," cetus dia.
Sekadar diketahui, Mahkamah Partai Golkar menunjuk BJ Habibie dan Jusuf Kalla untuk memimpin tim transisi Partai Golkar. Dua senior Partai Beringin itu dianggap mampu memimpin tim yang nantinya ditugaskan menggelar musyawarah Nasional rekonsiliasi. Sementara itu, Aburizal Bakrie dan Agung Laksono juga ditunjuk sebagai anggota.
medcom.id, Jakarta: Ketua DPR Ade Komarudin mendadak menyambangi Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jumat 15 Januari, pukul 18.15 WIB.
Dalam pertemuan selama dua jam, Ade membantah ada pembahasan mengenai pembentukan tim transisi oleh Mahkamah Partai Golkar.
"Saya menghindari pembahasan itu karena tugas saya selaku ketua dewan cukup berat," ujar Ade di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Kendati demikian, Ade tak menampik jika Presiden sempat menyinggung soal putusan Mahkamah Partai Golkar tersebut. Tapi, kata Ade, dia menolak pembahasan itu dengan berbagai alasan.
"Tadi saya katakan kepada Presiden kalau itu fardu kifayah, sudah ada yang mengerjakan maka saya enggak usah ikut, pengurus Golkar kan banyak," beber dia.
Dia mengungkapkan, kedatangannya ke Istana sekadar ingin bersilaturahmi pascadilantik sebagai Ketua DPR menggantikan Setya Novanto. Menurutnya, silaturahmi penting dilakukan pimpinan DPR untuk meningkatkan kinerja dewan.
"Saya sudah bertemu Pak SBY, Pak Surya Paloh, Pak Jokowi malam ini, ketemu Ibu Mega, Senin. Kemudian direncanakan akan menuntaskan pertemuan dengan Ketum lain. Ini penting," cetus dia.
Sekadar diketahui, Mahkamah Partai Golkar menunjuk BJ Habibie dan Jusuf Kalla untuk memimpin tim transisi Partai Golkar. Dua senior Partai Beringin itu dianggap mampu memimpin tim yang nantinya ditugaskan menggelar musyawarah Nasional rekonsiliasi. Sementara itu, Aburizal Bakrie dan Agung Laksono juga ditunjuk sebagai anggota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)