Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso--Medcom.id/ M Sholahadhin Azhar
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso--Medcom.id/ M Sholahadhin Azhar

Rapat Terakhir Komjen Budi Waseso di DPR

Ilham wibowo • 07 Februari 2018 07:49
Jakarta: Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Selasa, 6 Februari 2018 menjadi yang terakhir dilakukan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso dengan Komisi III DPR. Masa pensiun membuat pria yang akrab disapa Buwas ini mesti segera diganti per 1 Maret 2018. 
 
Dalam rapat itu Buwas membahas evaluasi kinerja pencegahan dan pemberantasan narkotika oleh BNN selama 2017, serta arah kebijakan pada tahun 2018. Ribuan kasus narkoba kelas kakap terungkap lewat tangan mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri ini. 
 
Rentetan penindakan kasus narkoba di Tanah Air selama 2,5 tahun Buwas menjabat pimpinan BNN terbilang moncer. Jutaan nyawa masyarakat Indonesia terselamatkan dari aksi penyalahgunaan narkotika. Sementara, barang bukti skala ton yang harganya miliaran rupiah, dimusnahkan tanpa sisa. 
 
Kinerja penindakan itu mendapat apresiasi dari DPR. Anggota Komisi III Arteria Dahlan misalnya, mengaku sangat puas dengan gebrakan-gebrakan Buwas memberantas narkoba. Bahkan, Arteria berharap agar Presiden Joko Widodo dapat memperpanjang masa kerja Buwas sebagai kepala BNN.

Namun, tak sedikit pula gembong narkoba yang masih bisa bertransaksi di balik jeruji lembaga pemasyarakatan. Temuan ini pun menjadi sorotan DPR agar penerus Buwas punya gebrakan lain memberantas tuntas narkotika. 
 
"Ini kan RDP ya, pertanggungjawaban saya melaksanakan tugas di BNN selama dua setengah tahun dan saya akan mengakhiri jabatan saya per satu Maret. Purna bakti pengabdian saya baik di Polri maupun di BNN," kata Buwas di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa, 6 Februari 2018.
 
Jenderal Polri bintang tiga ini melaporkan seluruh tugas yang dilakukan kepada DPR. Selain itu, Buwas juga menyampaikan kisi-kisi untuk pedoman penerusnya selesaikan pekerjaan rumah BNN. 
 
"Terus terang saja, kita masih dalam ancaman narkoba yang sangat serius dan kita harus menangani tetap dengan serius. Maka harus betul-betul nanti dapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat termasuk dari DPR," ujarnya.
 

 
Sebagai abdi negara, Buwas mengaku hanya akan patuh pada aturan. Ia tak akan memaksakan diri berada di pucuk pimpinan BNN lantaran utang tugas itu. Ia paham posisi yang dijabat sejak 8 September 2015 itu hanya boleh diisi perwira Polri aktif, serta keahlian khusus bidang pemberantasan narkotika. 
 
"Saya tidak punya keahlian khusus itu. Jadi saya mengikuti secara normal," ungkap lulusan Akademi Kepolisian tahun 1984 ini. 
 
Buwas Berkirim Surat Kepada Presiden Joko Widodo
 
Komjen Buwas telah berkirim surat kepada Presiden Joko Widodo ihwal masa pensiunnya itu. Kriteria calon kepala BNN pun disampaikan agar upaya pemberantasan narkotika terus berada dalam konsentrasi, kecepatan dan ketepatan mengungkap kasus. 
 
"Saya sudah memberikan surat pada Pak Presiden tentang kriteria-kriteria yang kira-kira menjadi pedoman beliau lah, masukan untuk mengganti saya nanti," ujar Buwas.
 
Baca: Komjen Buwas Sudah Serahkan Kriteria Penggantinya kepada Presiden
 
Meski Presiden Jokowi memiliki hak prerogatif, Buwas cenderung setuju dengan kandidat calon yang telah lama bekerja di BNN. Alasannya, pemberantasan narkotika di Tanah Air bisa dilakukan secara berkelanjutan. Pemilihan kepala BNN yang memahami seluk beluk jaringan narkoba hinga ke luar negeri juga menjadi penting. Sehingga, kata Buwas, upaya pemerintah yang gencar memberantas narkoba strateginya tak perlu disusun dari awal. 
 
"Karena yang di belakang saya ini, yang junior-junior saya ini sudah memahami dan mengetahui, seyogyanya diprioritaskan yang ada di BNN. Supaya paham betul konsep dan sistem yang sudah kita bangun itu bisa berlanjut. Jangan BNN nanti mulai dari nol kembali, nah ini kan kita kemunduran," imbuhnya. 
 
Buwas Diminati Partai Politik 
 
Menjadi lumrah jenderal polri jelang masa purna tugas diincar partai politik (Parpol). Selain loyalitas dan totalitas, perwira tinggi Korps Bhayangkara itu juga dianggap kompeten dan lihai sebagai politikus. 
 
Buwas mengaku sudah ada yang menawari dirinya bergabung sebagai kontestan legislatif di pemilihan umum 2019. Hanya saja, ia tak mau terburu-buru memilih itu sebelum masa tugasnya berakhir di BNN. 
 
"Kita lihat saja nanti ya, karna kan saya masih kosentrasi pada pekerjaan akhir-akhir saya di BNN ini," tuturnya. 
 
Keseharian Buwas penuh dengan pengabdian selama menjadi anggota Polri. Menjadi politikus belum tentu cocok dengan dirinya. Mantan Kapolda Gorontalo ini mengaku tetap berniat berada dalam situasi pengabdian tersebut. 
 
"Kalau negara memang membutuhkan saya, saya akan tetap mengabdi, tapi kalau toh saya tidak dibutuhkan sudah selesai tugas saya. Pengadian kepada bangsa ini sudah selesai dalam tugas saya di Kepolisian," tandasnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan