medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah pemerintah menzalimi Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ketua Umum Partai Demokrat itu menyatakan namanya sengaja dirusak sejak akhir tahun lalu.
"Saya kira tidak, pemerintah sekarang hanya ikut aturan saja," kata Kalla usai mencoblos di TPS 03, Jalan Dharmawangsa, Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu 15 Februari 2017.
Kalla mengatakan, SBY yang merasa difitnah oleh mantan Ketua KPK Antasari Azhar telah melapor ke polisi. Antasari pun suda melakukan hal serupa.
Kalla mengapresiasi upaya hukum yang ditempuh keduanya. "Berarti masyarakat kita sadar hukum," tambah mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.
Kalla menyerahkan sepenuhnya proses ini kepada aparat penegak hukum. Penegak hukum pun diminta memproses laporan kedua belah pihak dengan baik dan benar.
"Kita tunggu saja," kata dia.
Kalla mengaku berteman baik dengan SBY. Meski begitu, Kalla mengaku belum bertemu dengan tandem selama satu periode memerintah Republik Indonesia pada 2004-2009 ini.
"Belum, masih sibuk mungkin," kata Kalla sambil tersenyum.
Kemarin, SBY menyampaikan pernyataan di kediamannya di Kuningan, Jakarta Selatan. Dengan balutan baju koko berwarna putih, Ia mengaku merasa difitnah dan dizalimi lawan politik dan penguasa.
"Saya dari lubuk hati paling dalam mengatakan, luar biasa politik dan negara kita. Setelah sejak November saya diserang dan dihancurkan nama baik saya," kata SBY, Selasa 14 Februari.
Konferensi pers ini digelar menanggapi pernyataan mantan Ketua KPK Antasari Azhar beberapa jam sebelumnya. SBY menilai, fitnah keji terus dilontarkan kepadanya dengan berbagai cara.
SBY menilai, tujuan fitnah ini cuma satu, agar anak sulungnya yang mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono, angkat koper dari perhelatan Pilkada DKI Jakarta.
"Makanya nama saya dihancurkan di jam-jam terakhir," kata SBY.
medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah pemerintah menzalimi Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ketua Umum Partai Demokrat itu menyatakan namanya sengaja dirusak sejak akhir tahun lalu.
"Saya kira tidak, pemerintah sekarang hanya ikut aturan saja," kata Kalla usai mencoblos di TPS 03, Jalan Dharmawangsa, Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu 15 Februari 2017.
Kalla mengatakan, SBY yang merasa difitnah oleh mantan Ketua KPK Antasari Azhar telah melapor ke polisi. Antasari pun suda melakukan hal serupa.
Kalla mengapresiasi upaya hukum yang ditempuh keduanya. "Berarti masyarakat kita sadar hukum," tambah mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.
Kalla menyerahkan sepenuhnya proses ini kepada aparat penegak hukum. Penegak hukum pun diminta memproses laporan kedua belah pihak dengan baik dan benar.
"Kita tunggu saja," kata dia.
Kalla mengaku berteman baik dengan SBY. Meski begitu, Kalla mengaku belum bertemu dengan tandem selama satu periode memerintah Republik Indonesia pada 2004-2009 ini.
"Belum, masih sibuk mungkin," kata Kalla sambil tersenyum.
Kemarin, SBY menyampaikan pernyataan di kediamannya di Kuningan, Jakarta Selatan. Dengan balutan baju koko berwarna putih, Ia mengaku merasa difitnah dan dizalimi lawan politik dan penguasa.
"Saya dari lubuk hati paling dalam mengatakan, luar biasa politik dan negara kita. Setelah sejak November saya diserang dan dihancurkan nama baik saya," kata SBY, Selasa 14 Februari.
Konferensi pers ini digelar menanggapi pernyataan mantan Ketua KPK Antasari Azhar beberapa jam sebelumnya. SBY menilai, fitnah keji terus dilontarkan kepadanya dengan berbagai cara.
SBY menilai, tujuan fitnah ini cuma satu, agar anak sulungnya yang mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono, angkat koper dari perhelatan Pilkada DKI Jakarta.
"Makanya nama saya dihancurkan di jam-jam terakhir," kata SBY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)