medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo akhirnya bertemu Kartini Kendeng yang memprotes pembangunan pabrik semen di daerah mereka. Menurut Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Presiden sudah mendengar semua keluhan masyarakat soal eksploitasi Gunung Kapur di kawasan Rembang, Jawa Tengah itu.
"Presiden sudah menyepakati akan dilakukan kajian lingkungan strategis supaya bisa diketahui di kawasan Gunung Kapur itu mana yang bisa dieksploitasi dan tidak," kata Teten di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (2/8/2016).
Saat ini, ujar Teten, sudah dibangun satu pabrik semen PT Semen Indonesia. Pembangunan sudah 95 persen dan pabrik telah mendapat izin.
Namun, kawasan tambang masuk dalam kategori yang perlu ditinjau kembali lewat kajian lingkungan hidup strategis. Teten dan jajarannya mendapat tugas mengkoordinasikan studi ini karena tak hanya dilakukan lintas kementerian, namun juga melibatkan daerah.
"Dibutuhkan setahun lah studi itu. Jadi hasil studi itu lah yang akan jadi rujukan kita semua," ucap dia.
Keputusan itu, kata Teten, menjadi jalan keluar terbaik persoalan pabrik semen.
Sebelumnya, Kartini Kendeng kerap berdemo di depan Istana. Sembilan Kartini Kendeng bahkan pernah mengecor kaki dengan semen sebagai bentuk protes atas pembangunan pabrik di kawasan Gunung Kendeng.
Simpatisan melepas semen yang memasung kaki petani Kartini Pegunungan Kendeng yang menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/4). Foto: Antara/Sigid Kurniawan.
Saat itu, Jokowi mengutus Teten menemui pendemo. Jokowi meminta sembilan Kartini Kendeng membebaskan kaki mereka dari semen. Saat itu, pemerintah tak menginginkan pendemo menderita sakit akibat demo.
Teten sempat menjanjikan pertemuan dengan Presiden. Pertemuan akhirnya dilakukan sore ini di Istana Negara, sebelum Jokowi menerima tamu negara.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo akhirnya bertemu Kartini Kendeng yang memprotes pembangunan pabrik semen di daerah mereka. Menurut Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Presiden sudah mendengar semua keluhan masyarakat soal eksploitasi Gunung Kapur di kawasan Rembang, Jawa Tengah itu.
"Presiden sudah menyepakati akan dilakukan kajian lingkungan strategis supaya bisa diketahui di kawasan Gunung Kapur itu mana yang bisa dieksploitasi dan tidak," kata Teten di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (2/8/2016).
Saat ini, ujar Teten, sudah dibangun satu pabrik semen PT Semen Indonesia. Pembangunan sudah 95 persen dan pabrik telah mendapat izin.
Namun, kawasan tambang masuk dalam kategori yang perlu ditinjau kembali lewat kajian lingkungan hidup strategis. Teten dan jajarannya mendapat tugas mengkoordinasikan studi ini karena tak hanya dilakukan lintas kementerian, namun juga melibatkan daerah.
"Dibutuhkan setahun lah studi itu. Jadi hasil studi itu lah yang akan jadi rujukan kita semua," ucap dia.
Keputusan itu, kata Teten, menjadi jalan keluar terbaik persoalan pabrik semen.
Sebelumnya, Kartini Kendeng kerap berdemo di depan Istana. Sembilan Kartini Kendeng bahkan pernah mengecor kaki dengan semen sebagai bentuk protes atas pembangunan pabrik di kawasan Gunung Kendeng.
Simpatisan melepas semen yang memasung kaki petani Kartini Pegunungan Kendeng yang menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/4). Foto: Antara/Sigid Kurniawan.
Saat itu, Jokowi mengutus Teten menemui pendemo. Jokowi meminta sembilan Kartini Kendeng membebaskan kaki mereka dari semen. Saat itu, pemerintah tak menginginkan pendemo menderita sakit akibat demo.
Teten sempat menjanjikan pertemuan dengan Presiden. Pertemuan akhirnya dilakukan sore ini di Istana Negara, sebelum Jokowi menerima tamu negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)