medcom.id, Jakarta: Direktur Eksekutif Populi Center Nico Harjanto menilai Partai Golkar perlu menggelar pembekalan resmi untuk semua calon kepala daerah yang akan diusung dalam Pilkada serentak akhir tahun ini. Pembekalan ini harus dilakukan bersama oleh dua kubu.
"Karena kalau dilakukan masing-masing kubu, pasangan calon akan terbebani dan bisa jadi mereka tidak merasa ada gunanya ikut pembekalan," kata Nico kepada Metrotvnews.com, Rabu (30/9/2015).
Sebelum melakukan itu, lanjut Nico, kubu Agung Laksono dan kubu Aburizal Bakrie harus menggelar musyawarah nasional luar biasa bersama. Di samping memilih ketua umum, jauh dari itu konsolidasi internal harus segera dilakukan, termasuk menggelar pembekalan.
"Bagi pasangan calon, adanya dua kubu di internal Golkar merupakan beban politik yang berat, sehingga wajar jika pasangan calon tidak mau juga untuk dikumpulkan salah satu atau kedua kubu," ujar dia.
Nico mengatakan momentum Munaslub bersama mestinya menjadi solusi politik paling efektif untuk menyudahi dualisme kepengurusan. Syaratnya, kedua kubu bersedia hadir dengan hak yang sama dan mengakui keabsahannya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar kubu Agung Laksono, Yorrys Raweyai mengakui, dirinya tengah dilanda kebingungan terkait formula untuk mengumpulkan seluruh pasangan calon dari Partai Golkar. Dengan demikian, kata dia, Munaslub sangat diperlukan, agar kelak ada kepengurusan yang memiliki tanggung jawab moral terkait pemenangan dan hasil Pilkada serentak.
Partai Golkar mengusung dan mendukung sebanyak 238 pasangan calon kepala daerah yang akan bertarung pada 9 Desember mendatang. Yorrys berpandangan ini suatu prestasi yang luar biasa, Partai Golkar dapat berpartisipasi aktif dalam Pilkada walau konflik internal belum selesai.
"Coba sebutkan, apa lagi formula konkret agar bisa menggelar konsolidasi bagi 238 pasangan calon ini? Sampai sekarang Golkar belum lakukan itu. Sementara partai lain sudah," kata Yorrys yang merupakan inisiator Munaslub ini, 29 September.
medcom.id, Jakarta: Direktur Eksekutif Populi Center Nico Harjanto menilai Partai Golkar perlu menggelar pembekalan resmi untuk semua calon kepala daerah yang akan diusung dalam Pilkada serentak akhir tahun ini. Pembekalan ini harus dilakukan bersama oleh dua kubu.
"Karena kalau dilakukan masing-masing kubu, pasangan calon akan terbebani dan bisa jadi mereka tidak merasa ada gunanya ikut pembekalan," kata Nico kepada
Metrotvnews.com, Rabu (30/9/2015).
Sebelum melakukan itu, lanjut Nico, kubu Agung Laksono dan kubu Aburizal Bakrie harus menggelar musyawarah nasional luar biasa bersama. Di samping memilih ketua umum, jauh dari itu konsolidasi internal harus segera dilakukan, termasuk menggelar pembekalan.
"Bagi pasangan calon, adanya dua kubu di internal Golkar merupakan beban politik yang berat, sehingga wajar jika pasangan calon tidak mau juga untuk dikumpulkan salah satu atau kedua kubu," ujar dia.
Nico mengatakan momentum Munaslub bersama mestinya menjadi solusi politik paling efektif untuk menyudahi dualisme kepengurusan. Syaratnya, kedua kubu bersedia hadir dengan hak yang sama dan mengakui keabsahannya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar kubu Agung Laksono, Yorrys Raweyai mengakui, dirinya tengah dilanda kebingungan terkait formula untuk mengumpulkan seluruh pasangan calon dari Partai Golkar. Dengan demikian, kata dia, Munaslub sangat diperlukan, agar kelak ada kepengurusan yang memiliki tanggung jawab moral terkait pemenangan dan hasil Pilkada serentak.
Partai Golkar mengusung dan mendukung sebanyak 238 pasangan calon kepala daerah yang akan bertarung pada 9 Desember mendatang. Yorrys berpandangan ini suatu prestasi yang luar biasa, Partai Golkar dapat berpartisipasi aktif dalam Pilkada walau konflik internal belum selesai.
"Coba sebutkan, apa lagi formula konkret agar bisa menggelar konsolidasi bagi 238 pasangan calon ini? Sampai sekarang Golkar belum lakukan itu. Sementara partai lain sudah," kata Yorrys yang merupakan inisiator Munaslub ini, 29 September.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)