Jakarta: Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku masih ada hal yang memberatkan untuk bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Meskipun Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan berencana mengajak PKS untuk gabung KIB.
"Ya komunikasi beberapa dengan partai yang lain sudah dibentuk, seperti dengan kalau kita lihat umpamanya di KIB. Beberapa anggota KIB hanya ingin ada dua poros begitu, kalau kita lihat itu kurang pas ya kurang ideal," kata Juru Bicara PKS Muhammad Kholid kepada Medcom.id, Selasa, 2 Agustus 2022.
Keinginan PKS untuk membentuk tiga poros telah dijabarkan dalam Rapat Majelis Syuro PKS. Pertimbangan untuk mendorong tiga poros adalah refleksi dari Pemilu 2014 dan 2019 yang sangat berdampak pada polarisasi masyarakat.
"Kami tidak ingin dua poros. Jadi kami dalam Rapimnas PKS menyepakati bahwa PKS akan mendorong minimal 3 poros. Kami tidak ingin lagi dua poros seperti 2014 dan 2019 karena dengan dua poros potensi polarisasinya cukup besar," ujar dia.
Menurut Kholid, sampai saat ini PKS masih berpegang teguh pada hasil Rapat Majelis Syuro untuk membentuk tiga poros. Ia mengaku, tidak akan sepakat dengan ajakan koalisi yang hanya menginginkan dua pasangan calon.
"Di beberapa partai yang lain ada yang menginginkan dua poros, nah kami tidak sepakat dengan format itu ya," pungkas dia. (Jose Imanuel)
Jakarta: Partai Keadilan Sejahtera (
PKS) mengaku masih ada hal yang memberatkan untuk bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Meskipun Ketua Umum Partai Amanat Nasional (
PAN) Zulkifli Hasan berencana mengajak PKS untuk gabung KIB.
"Ya komunikasi beberapa dengan partai yang lain sudah dibentuk, seperti dengan kalau kita lihat umpamanya di KIB. Beberapa anggota KIB hanya ingin ada dua poros begitu, kalau kita lihat itu kurang pas ya kurang ideal," kata Juru Bicara PKS Muhammad Kholid kepada
Medcom.id, Selasa, 2 Agustus 2022.
Keinginan PKS untuk membentuk tiga poros telah dijabarkan dalam Rapat Majelis Syuro PKS. Pertimbangan untuk mendorong tiga poros adalah refleksi dari
Pemilu 2014 dan 2019 yang sangat berdampak pada polarisasi masyarakat.
"Kami tidak ingin dua poros. Jadi kami dalam Rapimnas PKS menyepakati bahwa PKS akan mendorong minimal 3 poros. Kami tidak ingin lagi dua poros seperti 2014 dan 2019 karena dengan dua poros potensi polarisasinya cukup besar," ujar dia.
Menurut Kholid, sampai saat ini PKS masih berpegang teguh pada hasil Rapat Majelis Syuro untuk membentuk tiga poros. Ia mengaku, tidak akan sepakat dengan ajakan koalisi yang hanya menginginkan dua pasangan calon.
"Di beberapa partai yang lain ada yang menginginkan dua poros, nah kami tidak sepakat dengan format itu ya," pungkas dia.
(Jose Imanuel) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)