medcom.id, Jakarta: Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menyebut Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Marawi, Filipina, bukan teroris. Mereka adalah Jamaah Tabligh yang murni melakukan dakwah.
"Jamaah Tabligh ini sebenarnya bukan suatu organisasi yang ekstrem, bukan organisasi yang bergerak di bidang politik dan terorisme. Betul-betul dakwah. Kebetulan dia memang lagi dakwah di sana, terperangkap oleh satu pertempuran-pertempuran itu," kata Wiranto di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu 31 Mei 2017.
Wiranto mengakui tidak mudah memulangkan WNI dari daerah konflik. Namun, pemerintah terus berusaha membawa mereka ke Tanah Air. Pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan badan-badan intelijen.
"Tidak mudah kan mengeluarkan sekelompok orang yang dikepung oleh tentara. Itu kan perlu waktu," ujarnya.
Sebanyak 16 WNI terperangkap di Marawi lantaran ada pertempuran kelompok militan ISIS dan militer setempat. Perwakilan Pemerintah Indonesia sudah tiba di lokasi pada Selasa 30 Mei waktu setempat,.
Perwakilan Pemerintah Indonesia berkoordinasi dengan militer dan Pemerintah Filipina agar WNI yang berasal dari Jawa Barat dan Sulawesi Selatan itu bisa dievakuasi dengan selamat.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/VNxQ4xDb" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menyebut Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Marawi, Filipina, bukan teroris. Mereka adalah Jamaah Tabligh yang murni melakukan dakwah.
"Jamaah Tabligh ini sebenarnya bukan suatu organisasi yang ekstrem, bukan organisasi yang bergerak di bidang politik dan terorisme. Betul-betul dakwah. Kebetulan dia memang lagi dakwah di sana, terperangkap oleh satu pertempuran-pertempuran itu," kata Wiranto di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu 31 Mei 2017.
Wiranto mengakui tidak mudah memulangkan WNI dari daerah konflik. Namun, pemerintah terus berusaha membawa mereka ke Tanah Air. Pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan badan-badan intelijen.
"Tidak mudah kan mengeluarkan sekelompok orang yang dikepung oleh tentara. Itu kan perlu waktu," ujarnya.
Sebanyak 16 WNI terperangkap di Marawi lantaran ada pertempuran kelompok militan ISIS dan militer setempat. Perwakilan Pemerintah Indonesia sudah tiba di lokasi pada Selasa 30 Mei waktu setempat,.
Perwakilan Pemerintah Indonesia berkoordinasi dengan militer dan Pemerintah Filipina agar WNI yang berasal dari Jawa Barat dan Sulawesi Selatan itu bisa dievakuasi dengan selamat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)