Kegiatan Pramuka--MI
Kegiatan Pramuka--MI

Tidak Mau Ditinggalkan, Pramuka Harus Berubah

Vera Erwaty Ismainy • 01 Januari 2015 15:31
medcom.id, Jakarta: Keberadaan organisasi Pramuka di Indonesia sudah berusia puluhan tahun lamanya. Sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang diakui pemerintah, Pramuka Indonesia memiliki peran strategis dalam pengembangan karakter anak bangsa dan pembangunan.
 
Namun sayangnya Pramuka semakin tidak mendapatkan tempat di hati anak bangsa, khususnya generasi muda. Padahal dengan anggota yang berjumlah mencapai 21 juta orang, sudah saatnya generasi muda, mulai dari siswa tingkat sekolah dasar (SD) hingga mahasiswa di perguruan tinggi mengikuti gerakan Pramuka bukan karena dipaksa.
 
Menyikapi hal ini, Andalan Nasional Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Kerja Sama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Tubagus Arie Rukmantara, mengatakan organisasi kepanduan berlambang tunas kelapa tersebut perlu melakukan revitalisasi dan rebranding untuk memperkuat keberadaannya.

Menurut Arie, ada tiga faktor penting yang membuat Pramuka terus ditinggalkan. Pertama, adalah faktor sejarah. Pramuka, kata Arie, sudah lama terlena karena selalu dimanja oleh pemerintah. Apalagi sejak zaman Orde Baru, Pramuka memang selalu didukung oleh seluruh birokrasi pemerintah.
 
Faktor berikutnya adalah kurangnya komunikasi. Pengurus, mulai dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sampai cabang, tidak pernah melakukan komunikasi dengan pihak lain. Sifat eksklusif Pramuka ini, kata Arie, salah satu faktor yang membuat Pramuka tidak diminati.
 
"Misalnya Pramuka buat acara naik gunung, biasanya hanya dibuat untuk sesama anggota pramuka saja. Padahal banyak organisasi anak muda khususnya pencinta alam yang bisa diajak. Kita tidak pernah promosikan pramuka," ujarnya pada Kamis (1/1/2014).
 
Selanjutnya adalah, Gerakan Pramuka yang berdiri sejak 14 Agustus 1961, masih belum bisa menunjukkan sosok profesional yang sudah berhasil berkat pelatihan Pramuka. Akhirnya dianggap satu kegiatan yang tidak ada manfaatnya bagi para peserta.
 
Target Kwartir Nasional Pramuka saat ini adalah fokus pada sosialisasi dan pembenahan. Semua organisasi Pramuka dari tingkat pusat dan daerah harus berbenah. Arie menjelaskan pihaknya juga akan mengubah Pramuka agar tidak lagi berbasis sekolah, tapi daerah atau masjid atau kota.
 
"Dalam jangka waktu dekat yaitu pada 2015, Kwartir Nasional akan menargetkan sosialisasi dan pembenahan ini akan terlihat. Pada saat 2045 atau usia anak muda meningkat dan alami bonus demografi, Gerakan Pramuka bisa menjawab tantangan Indonesia hadapi global," jelasnya.
 
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengadakan penelitian menggunakan metode focus group discussion (FGD), yang melakukan penelitian kualitatif di enam kota yaitu Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar, mulai 28 November-11 Desember 2014 lalu.
 
Terdapat empat topik yang dibahas dalam rangkaian diskusi terbatas tersebut, adalah citra Gerakan Pramuka, permasalahan dengan kurikulum pendidikan nasional, manajemen organisasi di gerakan pemuda, dan manajemen aset gerakan pramuka.
 
Temuan utama yang menjadi bahasan penting adalah mendesaknya Pramuka untuk lebih berkomunikasi dan melakukan sosialisasi kegiatan-kegiatannya serta perubahan yang terjadi di dalamnya. Selain itu adanya desakan agar Pramuka dapat mengikuti tren manajemen organisasi yang mengutamakan good governance dan akuntabilitas serta mencoba merangkul kaum muda yang tidak berorientasi kepada kegiatan alam terbuka.
 
Wakil Ketua Umum Kwartir Nasional Pramuka Marbawi Azis Katon mengatakan, Gerakan Pramuka masih memiliki peran strategis dalam pengembangan karakter anak bangsa melalui berbagai kegiatan yang berorientasi membangun, survival, dan penyelesaian masalah. Membentuk orang untuk survive di zaman ini tidak cukup hanya dengan keahlian bertahan hidup.
 
"Survive tidaklah cukup di zaman sekarang dalam menghadapi permasalahan di masyarakat. Pramuka harus dibekali dengan adaptasi dan perubahan di masyarakat melalui kegiatan yang berorientasi penyelesaian permasalahan. Sebanyak 80 persen kegiatan Pramuka masih terfokus pada survival," tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LAL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan