medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo resmi membuka Pertemuan Tingkat Tinggi The 2nd International Symposium on Fisheries Crime di Gedung Agung Istana Kepresidenan Yogyakarta. Jokowi menyampaikan betapa terhormatnya Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah simposium yang sempat sukses digelar di Cape Town, Afrika Selatan tahun lalu.
"Kejahatan perikanan adalah kejahatan transnasional yang dampaknya mendunia. Dampak negatif tidak hanya industri, tapi lingkungan juga," ujar Jokowi di Gedung Agung, Yogyakarta, Senin (10/10/2016).
Padahal, kata Jokowi, laut merupakan sumber pendapatan 520 juta penduduk dunia. Laut juga menjadi sumber pangan 2,6 miliar orang di dunia.
Praktik illegal fishing telah mengurangi stok ikan dunia 90,1 persen. Illegal fishing juga erat kaitannya dengan penyelundupan barang, penyelundupan narkoba, kerusakan alam, dan lain-lain.
Praktik tersebut, lanjut Jokowi, menyebabkan kerugian Indonesia USD20 miliar per tahun. Praktik itu juga mengancam 65 persen terumbu karang.
Indonesia, sama sekali tak diam. "Dalam dua tahun terakhir Indonesia melawan seperti penangkapan dan penenggelaman kapal pencuri ikan," ujar Jokowi.
Ketegasan Indonesia berbuah manis. Menurut Jokowi, tingkat eksploitasi ikan Indonesia turun 30-35 persen. Memungkinkan stok nasional dari 7,3 juta ton pada 2013 menjadi 9,9 juta ton pada 2015.
Selain itu, dari Januari hingga Juni 2015 terdapat peningkatan ekspor sebesar 7,34 persen dari produk perikanan Indonesia bila dibandingkan periode yang sama sebelumnya.
"Namun kita tidak cepat berpuas diri dan ingin terus belajar dari keberhasilan negara-negara lain dalam melawan illegal fishing. Sekaligus kita akan senang hati berbagi pengalaman Indonesia kepada negara-negara lain," ujar Presiden Ketujuh Indonesia ini.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo resmi membuka Pertemuan Tingkat Tinggi The 2nd International Symposium on Fisheries Crime di Gedung Agung Istana Kepresidenan Yogyakarta. Jokowi menyampaikan betapa terhormatnya Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah simposium yang sempat sukses digelar di Cape Town, Afrika Selatan tahun lalu.
"Kejahatan perikanan adalah kejahatan transnasional yang dampaknya mendunia. Dampak negatif tidak hanya industri, tapi lingkungan juga," ujar Jokowi di Gedung Agung, Yogyakarta, Senin (10/10/2016).
Padahal, kata Jokowi, laut merupakan sumber pendapatan 520 juta penduduk dunia. Laut juga menjadi sumber pangan 2,6 miliar orang di dunia.
Praktik illegal fishing telah mengurangi stok ikan dunia 90,1 persen. Illegal fishing juga erat kaitannya dengan penyelundupan barang, penyelundupan narkoba, kerusakan alam, dan lain-lain.
Praktik tersebut, lanjut Jokowi, menyebabkan kerugian Indonesia USD20 miliar per tahun. Praktik itu juga mengancam 65 persen terumbu karang.
Indonesia, sama sekali tak diam. "Dalam dua tahun terakhir Indonesia melawan seperti penangkapan dan penenggelaman kapal pencuri ikan," ujar Jokowi.
Ketegasan Indonesia berbuah manis. Menurut Jokowi, tingkat eksploitasi ikan Indonesia turun 30-35 persen. Memungkinkan stok nasional dari 7,3 juta ton pada 2013 menjadi 9,9 juta ton pada 2015.
Selain itu, dari Januari hingga Juni 2015 terdapat peningkatan ekspor sebesar 7,34 persen dari produk perikanan Indonesia bila dibandingkan periode yang sama sebelumnya.
"Namun kita tidak cepat berpuas diri dan ingin terus belajar dari keberhasilan negara-negara lain dalam melawan illegal fishing. Sekaligus kita akan senang hati berbagi pengalaman Indonesia kepada negara-negara lain," ujar Presiden Ketujuh Indonesia ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MBM)