Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga. (Branda ANTARA/ HO-Kemen PPPA)
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga. (Branda ANTARA/ HO-Kemen PPPA)

Menteri PPPA Sesalkan Kasus Pencabulan Santri di Tarakan

Antara • 02 April 2022 02:35
Jakarta: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga sangat menyesalkan kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang pengajar laki-laki di pondok pesantren di Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Jumlah korban lima santri laki-laki.
 
"Sangat menyedihkan masih terjadi kasus kekerasan seksual di lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan seharusnya menjadi tempat yang aman dari segala bentuk kekerasan. Tugas pendidik bukan hanya memberi ilmu, tetapi juga memberikan didikan dan contoh perilaku baik, sopan santun bagi anak murid atau santri serta memberikan perlindungan terhadap anak dari segala jenis kekerasan fisik, psikis, seksual, penelantaran dan diskriminasi hak dasar anak di seluruh lembaga pendidikan," kata Menteri Bintang Puspayoga dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat, 1 April 2022.
 
Menteri PPPA mengapresiasi keberanian para korban mengungkap kasus pencabulan yang dialaminya. Sehingga pelaku dapat segera ditahan oleh Polsek Tarakan Utara.

Baca:RUU TPKS Tambahkan Alat Bukti Kasus Kekerasan Seksual
 
Bintang memberikan apresiasi atas respons cepat polisi. Dia dan berharap agar pelaku dihukum berat agar ada efek jera bagi pelakunya.
 
"Untuk orang tua jangan malu melapor, karena pelaku pencabulan abak kebanyakan dulunya adalah korban. Sehingga para korban harus dilakukan terapi agar tidak terulang," jelas dia.
 
Bintang juga meminta pihak sekolah, pondok pesantren, serta lembaga pendidikan berbasis asrama dan keagamaan agar rekrutmen pengajar tidak hanya melihat secara keilmuan. Tapi juga perlu tambahan asesmen psikologi kepada para pengajar untuk memastikan pencegahan dan menjamin perlindungan terjadinya kekerasan seksual terhadap murid maupun santri.
 
Sementara itu, pelaku berinisial RD, 22, mengaku lupa jumlah korbannya. Karena banyaknya aksi pencabulan yang dilakukannya sejak tahun 2016 hingga kini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan