Jakarta: Badan Legislasi (Baleg) DPR melaksanakan kunjungan kerja (kunker) ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Ukraina. Kegiatan itu mendapat kritik keras.
"Dari sisi waktu pelaksanaannya tampak tak punya manfaat sama sekali," kata peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus kepada Medcom.id, Kamis, 10 Desember 2020.
Lucius menyesalkan kunker ke luar negeri dilaksanakan di tengah pandemi virus korona (covid-19). Hal ini dinilai tidak sejalan dengan upaya penanganan virus korona.
Baca: Baleg DPR Kunjungan Kerja ke Ukraina dan Uni Emirat Arab
Menurut dia, DPR sejatinya sudah menyesuaikan kegiatan yang melibatkan orang dalam jumlah banyak. Pasalnya, sudah ada beberapa temuan kasus covid-19 di lingkungan DPR.
Dia heran dengan keputusan Baleg 'melancong' ke Ukraina dan UEA. Mereka dianggap tidak peduli dengan ancaman bahaya virus korona.
"Mereka tak peduli dengan kasus yang terus melonjak di dalam negeri. Mereka hanya peduli nafsu melancong mereka tersalurkan," ungkap dia.
Selain itu, alasan dan tujuan kunker untuk diplomasi dan penguatan kelembagaan dinilai tidak tepat. Baleg, kata dia, tidak memiliki peran dalam masalah tersebut.
"Apa urusannya Baleg dengan tugas diplomasi? Terus untuk penguatan Parlemen, apa yang mau diperoleh dari kunjungan ke dua negara itu?" sebut dia.
Lucius menilai kunker ke Ukraina dan UEA ini sebagai hadiah bagi Baleg. Hal ini mengingat mereka baru saja menyelesaikan tugas besar merampungkan Undang-undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Ciptaker).
"Sehingga mereka perlu merayakannya dengan berlibur menggunakan uang negara memakai bungkusan kunker," ujar dia.
Jakarta: Badan Legislasi (Baleg)
DPR melaksanakan kunjungan kerja (
kunker) ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Ukraina. Kegiatan itu mendapat kritik keras.
"Dari sisi waktu pelaksanaannya tampak tak punya manfaat sama sekali," kata peneliti Forum Masyarakat Peduli
Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus kepada
Medcom.id, Kamis, 10 Desember 2020.
Lucius menyesalkan kunker ke luar negeri dilaksanakan di tengah pandemi virus korona (covid-19). Hal ini dinilai tidak sejalan dengan upaya penanganan virus korona.
Baca:
Baleg DPR Kunjungan Kerja ke Ukraina dan Uni Emirat Arab
Menurut dia, DPR sejatinya sudah menyesuaikan kegiatan yang melibatkan orang dalam jumlah banyak. Pasalnya, sudah ada beberapa temuan kasus covid-19 di lingkungan DPR.
Dia heran dengan keputusan Baleg 'melancong' ke Ukraina dan UEA. Mereka dianggap tidak peduli dengan ancaman bahaya virus korona.
"Mereka tak peduli dengan kasus yang terus melonjak di dalam negeri. Mereka hanya peduli nafsu melancong mereka tersalurkan," ungkap dia.
Selain itu, alasan dan tujuan kunker untuk diplomasi dan penguatan kelembagaan dinilai tidak tepat. Baleg, kata dia, tidak memiliki peran dalam masalah tersebut.
"Apa urusannya Baleg dengan tugas diplomasi? Terus untuk penguatan Parlemen, apa yang mau diperoleh dari kunjungan ke dua negara itu?" sebut dia.
Lucius menilai kunker ke Ukraina dan UEA ini sebagai hadiah bagi Baleg. Hal ini mengingat mereka baru saja menyelesaikan tugas besar merampungkan Undang-undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Ciptaker).
"Sehingga mereka perlu merayakannya dengan berlibur menggunakan uang negara memakai bungkusan kunker," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)