medcom.id, Jakarta: Pendiri Grup Saratoga Sandiaga Uno mendukung pemerintah menguji kesahihan data dalam dokumen milik firma hukum asal Panama Mossack Fonseca atau Panama Papers yang bocor ke publik. Hal ini guna menciptakan transparansi.
"Saya mendukung keterbukaan, data itu bisa sebagai salah satu hal yang positif untuk transparansi," ujar Sandiaga Uno ketika ditemui di Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Rabu (7/4/2016) malam.
Kendati demikian, ia mengatakan dokumen Panama Papers harus disikapi dengan hati-hati dan dipilah-pilah. Apakah nama yang tercantum memang murni menyimpan uang tanpa ada motivasi bisnis atau hanya sebuah proses investasi dan penciptaan lapangan kerja.
"Jadi jangan dijadikan hal negatif kalau membentuk usaha offshore. Sebelum masuk ke dunia politik, saya menjalani bisnis. Perusahaan kami melakukannya selalu mengikuti aturan hukum, termasuk pajak tidak pernah
kita hindari," kata dia.
Sandiaga pun yakin bisa transparan. Apalagi September nanti, dia ingin maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta. "Saya akan full transparant dan disclosure," kata Sandiaga Uno.
Sementara, Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Hamdi Hassyarbaini mengaku masih meragukan dokumen Panama Papers itu. Pasalnya, kata dia, ada beberapa orang yang secara finansial tidak pantas masuk ke dalam dokumen itu.
"Saya punya teman yang kondisinya pas-pasan, malah ekonominya bisa dibilang jelek. Tetapi mungkin, ada juga nama yang benar, orang yang tujuannya untuk mengakali pajak," ujar dia.
Ia menduga pengungkapan sebagian nama orang Indonesia di dalam dokumen itu hanya sebatas formalitas atau dipinjam untuk mendirikan perusahaan di negara itu. "Kasihan orang-orang yang namanya hanya dipakai untuk setup company kemudian namanya masuk ke situ. Padahal secara finansial orangnya tidak sesuai," tutur dia.
Hamdi Hassyarbaini mengemukakan jika perusahaan tercatat di BEI (emiten) yang memiliki anak usaha atau perusahaan terafiliasi didirikan di luar negeri, biasanya dicantumkan dalam laporan keuangan. Maka, dia mudah ditelusuri. (Antara)
medcom.id, Jakarta: Pendiri Grup Saratoga Sandiaga Uno mendukung pemerintah menguji kesahihan data dalam dokumen milik firma hukum asal Panama Mossack Fonseca atau Panama Papers yang bocor ke publik. Hal ini guna menciptakan transparansi.
"Saya mendukung keterbukaan, data itu bisa sebagai salah satu hal yang positif untuk transparansi," ujar Sandiaga Uno ketika ditemui di Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Rabu (7/4/2016) malam.
Kendati demikian, ia mengatakan dokumen Panama Papers harus disikapi dengan hati-hati dan dipilah-pilah. Apakah nama yang tercantum memang murni menyimpan uang tanpa ada motivasi bisnis atau hanya sebuah proses investasi dan penciptaan lapangan kerja.
"Jadi jangan dijadikan hal negatif kalau membentuk usaha
offshore. Sebelum masuk ke dunia politik, saya menjalani bisnis. Perusahaan kami melakukannya selalu mengikuti aturan hukum, termasuk pajak tidak pernah
kita hindari," kata dia.
Sandiaga pun yakin bisa transparan. Apalagi September nanti, dia ingin maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta. "Saya akan
full transparant dan
disclosure," kata Sandiaga Uno.
Sementara, Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Hamdi Hassyarbaini mengaku masih meragukan dokumen Panama Papers itu. Pasalnya, kata dia, ada beberapa orang yang secara finansial tidak pantas masuk ke dalam dokumen itu.
"Saya punya teman yang kondisinya pas-pasan, malah ekonominya bisa dibilang jelek. Tetapi mungkin, ada juga nama yang benar, orang yang tujuannya untuk mengakali pajak," ujar dia.
Ia menduga pengungkapan sebagian nama orang Indonesia di dalam dokumen itu hanya sebatas formalitas atau dipinjam untuk mendirikan perusahaan di negara itu. "Kasihan orang-orang yang namanya hanya dipakai untuk
setup company kemudian namanya masuk ke situ. Padahal secara finansial orangnya tidak sesuai," tutur dia.
Hamdi Hassyarbaini mengemukakan jika perusahaan tercatat di BEI (emiten) yang memiliki anak usaha atau perusahaan terafiliasi didirikan di luar negeri, biasanya dicantumkan dalam laporan keuangan. Maka, dia mudah ditelusuri. (Antara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)