Partai Golkar menyambut Musyawarah Nasional (Munas). (Foto:MI/Panca Syurkani)
Partai Golkar menyambut Musyawarah Nasional (Munas). (Foto:MI/Panca Syurkani)

Golkar Kubu Agung Keukeh tidak Kembali ke Pengurus Lama

Hardiat Dani Satria • 19 Desember 2014 21:22
medcom.id, Jakarta: Ketua DPP Golkar versi Musyawarah Nasional (Munas) versi Ancol, Leo Nababan menyebut kepengurusan hasil Munas Riau di tahun 2009 sudah tidak layak pakai dan kemudian sudah dinonaktifkan Munas setelahnya. Selain itu, dalam surat Menteri Hukum dan HAM juga tidak menyebutkan keputusan untuk memakai kepengurusan versi Munas Riau.
 
“Artinya, di kepengurusan 2009 itu sudah tidak ada. Sudah zombie ini, dimatikan di Bali (Munas Bali), (selanjutnya) saya pimpinan sidang di Jakarta (Munas Jakarta),” kata Ketua DPP Golkar versi Munas Jakarta, Leo Nababan saat berbincang di Prime Time News Metro TV, Jumat (19/12/2014).
 
Leo juga menyebut bahwa kepengurusan hasil Munas Bali adalah delusioner. Hal ini dikarenakan, hasil dari Munas Bali juga sudah dimatikan melalui Muanas Jakarta.

Selain itu, Leo menjelaskan bahwa hasil keputusan dari Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly tidak menyebut mendukung salah satu dari kedua kubu. Dalam hal ini, kepengurusan kubu Agung Laksono maupun kubu Aburizalk Bakrie terkait kepengurusan yang sah.
 
“Nah itu betul ini surat. Disini tidak ada satu kalimat pun yang menyinggung soal (Munas Riau),” imbuh Leo.
 
Menurut Leo, pernyataan yang tertuang di dalam surat keputusan tersebut telah dipelintir oleh kubu Ical, dimana kepengurusan Golkar akan kembali didapuk menjadi kepengurusan sebelumnya, sebelum ada Munas Bali dan Jakarta. Padahal, menurut Leo, kepengurusan Munas Riau sudah dianggap layaknya mayat hidup atau zombie.
 
“Munas Riau jadi tidak layak pakai ini. Jadi ini sudah zombie saya katakan, dibunuh di Munas Bali, dan diketok palu di Munas Jakarta,” pungkas Leo.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan