medcom.id, Jakarta: Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla keukeuh bakal mencoret megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS). Proyek JSS dianggap bisa mengaburkan identitas Indonesia sebagai negara maritim Indonesia.
"Kalau ada megaproyek Jembatan Selat Sunda, itu akan mematikan identitas maritim kita," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago dalam diskusi 15th Habibie Center di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2014).
Menurut Andrinof, bukan jembatan yang harus dibangun, melainkan penyediaan fasilitas kapal yang aman dan nyaman bagi penumpang. Itu yang sejatinya harus mendapatkan prioritas ke depan.
"Kita layani dengan kapal yang baik, maka kita bisa menunjukkan pada dunia bahwa kita adalah negara maritim. Penumpang kapal laut kita layani dengan baik. Mereka bukanlah penumpang kelas tiga," terang Andrinof.
Adrianof menambahkan, megaproyek jembatan yang menghubungkan Pulau Sumatra dan Pulau Jawa hanya akan menciptakan ketimpangan antarwilayah. Akut. Urbanisasi akan melonjak lebih tajam ke wilayah yang sebenarnya sudah padat, sesak, dan tak dapat menampung serta melayani pendatang baru.
"(Kalau dipaksakan) Lama-lama muncul kota yang sangat paradoks," tegas Andrinof.
medcom.id, Jakarta: Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla keukeuh bakal mencoret megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS). Proyek JSS dianggap bisa mengaburkan identitas Indonesia sebagai negara maritim Indonesia.
"Kalau ada megaproyek Jembatan Selat Sunda, itu akan mematikan identitas maritim kita," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago dalam diskusi
15th Habibie Center di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2014).
Menurut Andrinof, bukan jembatan yang harus dibangun, melainkan penyediaan fasilitas kapal yang aman dan nyaman bagi penumpang. Itu yang sejatinya harus mendapatkan prioritas ke depan.
"Kita layani dengan kapal yang baik, maka kita bisa menunjukkan pada dunia bahwa kita adalah negara maritim. Penumpang kapal laut kita layani dengan baik. Mereka bukanlah penumpang kelas tiga," terang Andrinof.
Adrianof menambahkan, megaproyek jembatan yang menghubungkan Pulau Sumatra dan Pulau Jawa hanya akan menciptakan ketimpangan antarwilayah. Akut. Urbanisasi akan melonjak lebih tajam ke wilayah yang sebenarnya sudah padat, sesak, dan tak dapat menampung serta melayani pendatang baru.
"(Kalau dipaksakan) Lama-lama muncul kota yang sangat paradoks," tegas Andrinof.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ICH)