Jakarta: Elektabilitas putri kedua Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid belum menjanjikan untuk dipasangkan dengan bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan. Namun, elektabilitas itu dinilai bisa didongkrak.
"Saya sih melihatnya cukup potensial walaupun elektabilitasnya masih di bawah, ya elektabilitas itu bisa ditingkatkan bisa naik," kata pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, saat dihubungi Medcom.id, Rabu, 12 April 2023.
Ujang mengatakan elektabilitas bisa didongkrak ketika Yenny diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres). Nama Yenny bakal melesat setelah momen itu.
"Begitu diumumkan Yenny Wahid suka tidak suka, senang tidak senang, harus gaspol untuk bisa menaikkan elektabilitasnya hingga tinggi," ujar Ujang.
Figur yang elektabilitas rendah berpeluang untuk menang. Ujang mencontohkan Ma'ruf Amin saat digandeng pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 menjadi cawapres pendamping Joko Widodo (Jokowi).
"Pak Ma'ruf Amin itu digandeng oleh Pak Jokowi itu tidak ada elektabilitasnya, dan menang," ucap Ujang.
Kendati, ia mengakui bahwa saat itu posisi Jokowi sebagai petahanan. Tetapi, kondisi itu sebagai contoh figur yang punya kesempatan untuk bisa menang, meski tak didukung dengan elektabilitas.
"Kalau yang dibutuhkan saat itu (2019) adalah NU, mungkin juga saat ini sosok yang dibutuhkan adalah Yenny Wahid ya tokoh NU, jaringan Gusdurian, di belakang ada pada Nahdliyyin, dia juga tokoh perempuan, the power of mak-mak, jadi soal potensial ya potensi-potensi saja," jelas Ujang.
Peneliti dari Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai Yenny Wahid punya poin tambahan jika dipilih menjadi bakal cawapres pendamping Anies Baswedan. Salah satunya yakni punya darah biru.
"Nilai plusnya memang ada darah biru yang mengalir dalam diri Mba Yenny Wahid sebagai keluarga pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Ini istimewa sekali, ini plusnya ada di situ," kata Bawono saat dihubungi Medcom.id.
Menurut Bawono, meski Yenny punya latar belakang tersebut, belum cukup untuk menggaet pemilih. Khususnya di kantong-kantong penyokong suara seperti wilayah Jawa Timur (Jatim).
Ia mengatakan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) harus tancap gas bila serius mengusung Anies dan Yenny. Pasalnya, tenggat waktu Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tak lama lagi dan Yenny butuh mendongkrak elektabilitas.
"Koalisi Perubahan harus langsung tancap gas untuk memperkenalkan diri, sosialisasi, keliling Indonesia, untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya," ujar Bawono.
Jakarta: Elektabilitas putri kedua Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid belum menjanjikan untuk dipasangkan dengan bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan. Namun, elektabilitas itu dinilai bisa didongkrak.
"Saya sih melihatnya cukup potensial walaupun elektabilitasnya masih di bawah, ya elektabilitas itu bisa ditingkatkan bisa naik," kata pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, saat dihubungi Medcom.id, Rabu, 12 April 2023.
Ujang mengatakan elektabilitas bisa didongkrak ketika Yenny diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres). Nama Yenny bakal melesat setelah momen itu.
"Begitu diumumkan Yenny Wahid suka tidak suka, senang tidak senang, harus gaspol untuk bisa menaikkan elektabilitasnya hingga tinggi," ujar Ujang.
Figur yang elektabilitas rendah berpeluang untuk menang. Ujang mencontohkan Ma'ruf Amin saat digandeng pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 menjadi cawapres pendamping Joko Widodo (Jokowi).
"Pak Ma'ruf Amin itu digandeng oleh Pak Jokowi itu tidak ada elektabilitasnya, dan menang," ucap Ujang.
Kendati, ia mengakui bahwa saat itu posisi Jokowi sebagai petahanan. Tetapi, kondisi itu sebagai contoh figur yang punya kesempatan untuk bisa menang, meski tak didukung dengan elektabilitas.
"Kalau yang dibutuhkan saat itu (2019) adalah NU, mungkin juga saat ini sosok yang dibutuhkan adalah Yenny Wahid ya tokoh NU, jaringan Gusdurian, di belakang ada pada Nahdliyyin, dia juga tokoh perempuan, the power of mak-mak, jadi soal potensial ya potensi-potensi saja," jelas Ujang.
Peneliti dari Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai Yenny Wahid punya poin tambahan jika dipilih menjadi bakal cawapres pendamping Anies Baswedan. Salah satunya yakni punya darah biru.
"Nilai plusnya memang ada darah biru yang mengalir dalam diri Mba Yenny Wahid sebagai keluarga pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Ini istimewa sekali, ini plusnya ada di situ," kata Bawono saat dihubungi Medcom.id.
Menurut Bawono, meski Yenny punya latar belakang tersebut, belum cukup untuk menggaet pemilih. Khususnya di kantong-kantong penyokong suara seperti wilayah Jawa Timur (Jatim).
Ia mengatakan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) harus tancap gas bila serius mengusung Anies dan Yenny. Pasalnya, tenggat waktu Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tak lama lagi dan Yenny butuh mendongkrak elektabilitas.
"Koalisi Perubahan harus langsung tancap gas untuk memperkenalkan diri, sosialisasi, keliling Indonesia, untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya," ujar Bawono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)