KPU Nilai Identitas Bukanlah Masalah dalam Berpolitik
Candra Yuri Nuralam • 30 Oktober 2022 12:03
Jakarta: Komisi Pemilihan Umum (KPU) menilai tidak ada masalah dalam penampilan identitas dalam berpolitik di Indonesia. Sebab, tidak ada orang yang bisa memilih identitasnya saat lahir.
"Identitas itu kan enggak ada masalah ya, kita enggak pernah minta misalnya lahir jadi orang Jawa, keturunan orang Arab, keturunan Tionghoa, itu kita enggak bisa. Ya faktanya lahir jadi anak orang Jaya, Betawi, Sumatra, Medan, agamanya juga begitu," kata Ketua KPU Hasyim Asy'ari dalam acara Dialog Sumpah Pemuda 2022 bertema Muda Memilah Memilih yang disiarkan di kanal YouTube Medcom.id, Minggu, 30 Oktober 2022.
Hasyim mengatakan identitas menjadi bermasalah ketika dipolitisasi. Identitas yang dipolitisasi kerap dijadikan alat untuk menyudutkan pihak tertentu.
"Misalnya 'jangan milih ini karena etnisnya ini', itu yang enggak boleh," ujar Hasyim.
Hasyim mengatakan identitas yang dipolitisasi masuk dalam kekerasan verbal dalam Undang-Undang Pemilu. Bisanya, identitas yang dipakai untuk menyerang lawan politik berupa isu keagamaan dan etnis.
Hasyim meminta tidak ada yang memolitisasikan identitas pada Pemilu 2024. Keragaman seluruh masyarakat Indonesia harus tetap ada dalam pesta demokrasi.
"Kita menyadari ada perbedaan, tapi enggak boleh perbedaan itu dijadikan alat politik, tidak boleh dijadikan semacam olok-olokan dalam politik, memfitnah orang gara-gara perbedaan etnis dan agama," ucap Hasyim.
Seluruh pihak yang berani memolitisasikan identitas dipastikan kena sanksi. KPU tidak akan pandang bulu menindak pihak yang berani membawa hal tersebut dalam pesta demokrasi nanti.
Jakarta: Komisi Pemilihan Umum (KPU) menilai tidak ada masalah dalam penampilan identitas dalam berpolitik di Indonesia. Sebab, tidak ada orang yang bisa memilih identitasnya saat lahir.
"Identitas itu kan enggak ada masalah ya, kita enggak pernah minta misalnya lahir jadi orang Jawa, keturunan orang Arab, keturunan Tionghoa, itu kita enggak bisa. Ya faktanya lahir jadi anak orang Jaya, Betawi, Sumatra, Medan, agamanya juga begitu," kata Ketua KPU Hasyim Asy'ari dalam acara Dialog Sumpah Pemuda 2022 bertema Muda Memilah Memilih yang disiarkan di kanal YouTube Medcom.id, Minggu, 30 Oktober 2022.
Hasyim mengatakan identitas menjadi bermasalah ketika dipolitisasi. Identitas yang dipolitisasi kerap dijadikan alat untuk menyudutkan pihak tertentu.
"Misalnya 'jangan milih ini karena etnisnya ini', itu yang enggak boleh," ujar Hasyim.
Hasyim mengatakan identitas yang dipolitisasi masuk dalam kekerasan verbal dalam Undang-Undang Pemilu. Bisanya, identitas yang dipakai untuk menyerang lawan politik berupa isu keagamaan dan etnis.
Hasyim meminta tidak ada yang memolitisasikan identitas pada Pemilu 2024. Keragaman seluruh masyarakat Indonesia harus tetap ada dalam pesta demokrasi.
"Kita menyadari ada perbedaan, tapi enggak boleh perbedaan itu dijadikan alat politik, tidak boleh dijadikan semacam olok-olokan dalam politik, memfitnah orang gara-gara perbedaan etnis dan agama," ucap Hasyim.
Seluruh pihak yang berani memolitisasikan identitas dipastikan kena sanksi. KPU tidak akan pandang bulu menindak pihak yang berani membawa hal tersebut dalam pesta demokrasi nanti. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)