Insiden 22 Mei Diharapkan Tak Terulang di Pemilu 2024
Fachri Audhia Hafiez • 24 Mei 2023 18:27
Jakarta: Insiden 22 Mei 2019 diharapkan tak terulang di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Peneliti senior Saiful Mujani mengingatkan tentang kerusuhan yang mengakibatkan 10 korban tewas empat tahun lalu itu.
“Hari ini, 22 Mei 2019, terjadi kerusuhan yang menelan banyak korban karena yang kalah pilpres tidak mengakui kalah,” tulis Saiful Mujani dalam keterangan dia media sosial yang dikutip Rabu, 24 Mei 2023.
Kerusuhan tersebut dilatarbelakangi penolakan hasil rekapitulasi Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Kala itu, Jokowi ditetapkan menang dan mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Berdasarkan penetapan KPU, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan perolehan 85.607.362 atau 55,50 persen. Sementara itu, perolehan suara Prabowo-Sandi mencapai 68.650.239 atau 44,50 persen. Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen.
“Kejadian ini menurunkan martabat kita sebagai bangsa beradab,” kata Saiful Mujani.
Pendiri Saiful Mujani Research and Center ini berharap kejadian itu benar-benar diingat seluruh pihak. Khususnya, sebagai pengingat agar elemen bangsa menjaga demokrasi.
“Jangan sampai terulang perbuatan yang merusak demokrasi kita ini,” kata dia.
Kerusuhan akibat aksi unjuk rasa di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, terjadi pada Rabu, 22 Mei 2019. Bentrok antara massa dengan aparat keamanan sudah terjadi sejak Selasa 21 Mei 2019 pukul 23.00 WIB hingga Rabu 22 Mei
Aksi tersebut mengakibatkan 10 korban jiwa, salah satunya Muhammad Harun Al Rasyid, 15, yang ditemukan tewas tertembak di Jembatan Layang Slipi, Jakarta Barat, pada Rabu 22 Mei 2019.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) mengusut kejadian itu, termasuk memeriksa polisi yang diduga terlibat. Hasil pemeriksaan, tak ada senjata yang dibawa aparat yang bertugas mengawal demo.
Muncul dugaan ada aktor lain dalam insiden itu. Aktor tersebut diduga terorganisir dan merencanakan kerusuhan. Dalam rekonstruksi yang dilakukan, pola yang digunakan untuk melakukan penembakan mirip dengan peristiwa lainnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Insiden 22 Mei 2019 diharapkan tak terulang di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Peneliti senior Saiful Mujani mengingatkan tentang kerusuhan yang mengakibatkan 10 korban tewas empat tahun lalu itu.
“Hari ini, 22 Mei 2019, terjadi kerusuhan yang menelan banyak korban karena yang kalah pilpres tidak mengakui kalah,” tulis Saiful Mujani dalam keterangan dia media sosial yang dikutip Rabu, 24 Mei 2023.
Kerusuhan tersebut dilatarbelakangi penolakan hasil rekapitulasi Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Kala itu, Jokowi ditetapkan menang dan mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Berdasarkan penetapan KPU, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan perolehan 85.607.362 atau 55,50 persen. Sementara itu, perolehan suara Prabowo-Sandi mencapai 68.650.239 atau 44,50 persen. Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen.
“Kejadian ini menurunkan martabat kita sebagai bangsa beradab,” kata Saiful Mujani.
Pendiri Saiful Mujani Research and Center ini berharap kejadian itu benar-benar diingat seluruh pihak. Khususnya, sebagai pengingat agar elemen bangsa menjaga demokrasi.
“Jangan sampai terulang perbuatan yang merusak demokrasi kita ini,” kata dia.
Kerusuhan akibat aksi unjuk rasa di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, terjadi pada Rabu, 22 Mei 2019. Bentrok antara massa dengan aparat keamanan sudah terjadi sejak Selasa 21 Mei 2019 pukul 23.00 WIB hingga Rabu 22 Mei
Aksi tersebut mengakibatkan 10 korban jiwa, salah satunya Muhammad Harun Al Rasyid, 15, yang ditemukan tewas tertembak di Jembatan Layang Slipi, Jakarta Barat, pada Rabu 22 Mei 2019.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) mengusut kejadian itu, termasuk memeriksa polisi yang diduga terlibat. Hasil pemeriksaan, tak ada senjata yang dibawa aparat yang bertugas mengawal demo.
Muncul dugaan ada aktor lain dalam insiden itu. Aktor tersebut diduga terorganisir dan merencanakan kerusuhan. Dalam rekonstruksi yang dilakukan, pola yang digunakan untuk melakukan penembakan mirip dengan peristiwa lainnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)