medcom.id, Makassar: Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan Muhammadiyah memilih pemimpin dengan sistem modern sehingga terhindar dari kericuhan. Din sindir Muktamar NU?
"KPU atau KPUD bisa mencontoh pemilihan di Muhammadiyah. Pemilihannya lewat e-voting, sementara di tempat lain masih pakai papan tulis," kata Din saat pidato di lokasi muktamar, di Universitas Muhammadiyah, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (7/8/2015).
Din menyampaikan, Muhammadiyah lebih maju karena mengusung sistem Islam modern. "Ini pantas (bukti) kami mengusung Islam modern, Islam berkemajuan," kata dia.
Sehingga, lanjutnya, Muhammadiyah dapat menciptakan demokrasi yang beretika. "Demokrasi Muhammadiyah bukanlah demokrasi yang bablas. Demokrasi di Muhammadiyah bertumpu dan mengacu pada nilai-nilai etika Islam," kata dia.
Dalam kesempatan berbeda, Din juga sempat menyindir NU yang tidak menyampaikan selamat muktamar kepada Muhammadiyah. Sementara, dirinya mengucapkan selamat ke Nahdlatul Ulama melalui berbagai media agar Muktamar NU di Jombang berjalan lancar.
"PP Muhammadiyah melalui pimpinan perwakilan wilayah Jawa Timur, kebetulan acaranya di Jombang telah membeli 200 slot iklan di TV Nine. Kita juga memasang baliho di sekitaran Jawa Timur. Bahkan ada baliho besar di depan arena muktamar," katanya saat konferensi pers, Kamis 5 Agustus.
Muktamar NU sempat ricuh lantaran beberapa pihak tidak menerima sistem ahlul halli wal aqdi (AHWA) dalam pemilihan Rais Aam. Tokoh senior NU KH Hasyim Muzadi sempat mengimbau pendukungnya agar tidak membuat muktamar tandingan.
medcom.id, Makassar: Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan Muhammadiyah memilih pemimpin dengan sistem modern sehingga terhindar dari kericuhan. Din sindir Muktamar NU?
"KPU atau KPUD bisa mencontoh pemilihan di Muhammadiyah. Pemilihannya lewat e-voting, sementara di tempat lain masih pakai papan tulis," kata Din saat pidato di lokasi muktamar, di Universitas Muhammadiyah, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (7/8/2015).
Din menyampaikan, Muhammadiyah lebih maju karena mengusung sistem Islam modern. "Ini pantas (bukti) kami mengusung Islam modern, Islam berkemajuan," kata dia.
Sehingga, lanjutnya, Muhammadiyah dapat menciptakan demokrasi yang beretika. "Demokrasi Muhammadiyah bukanlah demokrasi yang bablas. Demokrasi di Muhammadiyah bertumpu dan mengacu pada nilai-nilai etika Islam," kata dia.
Dalam kesempatan berbeda, Din juga sempat menyindir NU yang tidak menyampaikan selamat muktamar kepada Muhammadiyah. Sementara, dirinya mengucapkan selamat ke Nahdlatul Ulama melalui berbagai media agar Muktamar NU di Jombang berjalan lancar.
"PP Muhammadiyah melalui pimpinan perwakilan wilayah Jawa Timur, kebetulan acaranya di Jombang telah membeli 200 slot iklan di TV Nine. Kita juga memasang baliho di sekitaran Jawa Timur. Bahkan ada baliho besar di depan arena muktamar," katanya saat konferensi pers, Kamis 5 Agustus.
Muktamar NU sempat ricuh lantaran beberapa pihak tidak menerima sistem ahlul halli wal aqdi (AHWA) dalam pemilihan Rais Aam. Tokoh senior NU KH Hasyim Muzadi sempat mengimbau pendukungnya agar tidak membuat muktamar tandingan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)