medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah akademisi dan profesional untuk mengurai permasalahan antara KPK dan Polri. Tim yang berisi sembilan orang ini bertujuan untuk menyelamatkan institusi negara.
"Ya pokoknya kita ingin menyelamatkan institusi negara, apakah itu KPK, polisi. Mereka akur kembali. Kan itu saja yang kita harapkan toh," kata Ketua Tim Independen Syafii Maarif di Kantor Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (27/1/2015).
Sambung Buya Syafii, negara tidak boleh dirusak oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan institusi. Hal itu tak dapat dibiarkan. Dia mengimbau untuk menggunakan akal sehat, dan hati nurani untuk menyelamatkan bangsa.
Buya yakin, waktu 30 hari yang diberikan dapat digunakan sebaik-baiknya. Tim independen akan berupaya menyelesaikan tugas sebelum tenggat waktu itu.
Dia menyadari, bahwa tim independen dikejar waktu. Namun, posisi presiden yang tidak ada di Jakarta saat ini membuat tim independen harus bersabar sebelum Keputusan Presiden (Keppres) dikeluarkan.
"Ya saya setuju. Memang harus tegas cepat, tapi presidennya kan tidak ada di Jakarta sekarang. Jadi kita kan tidak bisa ini. Dia masih blusukan di sana (Medan, Sumut)," tambah Buya.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah akademisi dan profesional untuk mengurai permasalahan antara KPK dan Polri. Tim yang berisi sembilan orang ini bertujuan untuk menyelamatkan institusi negara.
"Ya pokoknya kita ingin menyelamatkan institusi negara, apakah itu KPK, polisi. Mereka akur kembali. Kan itu saja yang kita harapkan toh," kata Ketua Tim Independen Syafii Maarif di Kantor Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (27/1/2015).
Sambung Buya Syafii, negara tidak boleh dirusak oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan institusi. Hal itu tak dapat dibiarkan. Dia mengimbau untuk menggunakan akal sehat, dan hati nurani untuk menyelamatkan bangsa.
Buya yakin, waktu 30 hari yang diberikan dapat digunakan sebaik-baiknya. Tim independen akan berupaya menyelesaikan tugas sebelum tenggat waktu itu.
Dia menyadari, bahwa tim independen dikejar waktu. Namun, posisi presiden yang tidak ada di Jakarta saat ini membuat tim independen harus bersabar sebelum Keputusan Presiden (Keppres) dikeluarkan.
"Ya saya setuju. Memang harus tegas cepat, tapi presidennya kan tidak ada di Jakarta sekarang. Jadi kita kan tidak bisa ini. Dia masih blusukan di sana (Medan, Sumut)," tambah Buya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)