medcom.id, Jakarta: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku berhasil melakukan penghematan anggaran setelah menggunakan sistem penyusunan anggaran secara elektronik (E-Budgeting). Ia mengklaim penghematan bisa mencapai hingga 25 persen.
"(Pemkot Surabaya menghemat anggaran) 20-25 persen. Makanya enggak pernah kita bisa habiskan uang. Pasti ada sisa sekitar Rp1 triliun sekian. Enggak mungkin kita bisa langsung habiskan karena ada sisa dari penghematan kami," kata Risma di Hotel Sari Pan Pasifik, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (23/4/2016).
Padahal, menurut dia, anggaran yang diterima Pemerintah Kota Surabaya tidak besar. Jika dibandingkan dengan anggaran Pemprov DKI Jakarta, jumlah anggaran Pemkot Surabaya terhitung kecil hanya Rp7,9 triliun dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2016.
Meski memiliki anggaran yang mimim, ia mengaku bisa memberikan fasilitas yang baik kepada masyarakat Surabaya, seperti pendidikan gratis, kesehatan gratis, memberikan makanan setiap hari kepada lansia miskin, 24 jam ambulans dan mobil jenazah gratis.
"Saya punya 1000 lebih perpustakaan yang tersebar di kampung, 39 tempat untuk belajar anak-anak kurang mampu. Itu uang semua dari mana kalau aku enggak lakukan penghematan, itu dari mana uangnya?" ujar dia.
Terkait program e-Budgeting, Politikus PDI Perjuangan ini mengaku telah menularkannya kepada sejumlah kepala daerah, di antaranya Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo. Sehingga, ia berharap daerah lain juga dapat menghemat anggaran dengan menggunakan e-Budgeting.
"Ya kita kasih (tahu program e-Budgeting). Termasuk pak Yoyok tadi, itu ngambil dari kita. Udah ada beberapa kota, mereka kita ajarkan. Stafnya kan harus tau cara mengoperasikan (e-Budgeting)," pungkas dia.
medcom.id, Jakarta: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku berhasil melakukan penghematan anggaran setelah menggunakan sistem penyusunan anggaran secara elektronik (
E-Budgeting). Ia mengklaim penghematan bisa mencapai hingga 25 persen.
"(Pemkot Surabaya menghemat anggaran) 20-25 persen. Makanya enggak pernah kita bisa habiskan uang. Pasti ada sisa sekitar Rp1 triliun sekian. Enggak mungkin kita bisa langsung habiskan karena ada sisa dari penghematan kami," kata Risma di Hotel Sari Pan Pasifik, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (23/4/2016).
Padahal, menurut dia, anggaran yang diterima Pemerintah Kota Surabaya tidak besar. Jika dibandingkan dengan anggaran Pemprov DKI Jakarta, jumlah anggaran Pemkot Surabaya terhitung kecil hanya Rp7,9 triliun dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2016.
Meski memiliki anggaran yang mimim, ia mengaku bisa memberikan fasilitas yang baik kepada masyarakat Surabaya, seperti pendidikan gratis, kesehatan gratis, memberikan makanan setiap hari kepada lansia miskin, 24 jam ambulans dan mobil jenazah gratis.
"Saya punya 1000 lebih perpustakaan yang tersebar di kampung, 39 tempat untuk belajar anak-anak kurang mampu. Itu uang semua dari mana kalau aku enggak lakukan penghematan, itu dari mana uangnya?" ujar dia.
Terkait program
e-Budgeting, Politikus PDI Perjuangan ini mengaku telah menularkannya kepada sejumlah kepala daerah, di antaranya Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo. Sehingga, ia berharap daerah lain juga dapat menghemat anggaran dengan menggunakan
e-Budgeting.
"Ya kita kasih (tahu program
e-Budgeting). Termasuk pak Yoyok tadi, itu ngambil dari kita. Udah ada beberapa kota, mereka kita ajarkan. Stafnya kan harus tau cara mengoperasikan (
e-Budgeting)," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)