Jakarta: Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Irwan mengaku belum membahas wacana penaikan ambang batas Parlemen. Namun, dia menilai ambang batas empat persen seperti saat ini masih layak dipertahankan.
"Secara umum kita ingin tetap empat persen," kata Irwan kepada Medcom.id, Rabu, 5 Februari 2020.
Anggota Komisi V DPR itu menjelaskan ambang batas Parlemen empat persen perlu dapat menumbuhkan demokrasi. Dengan begitu, partai kecil bisa masuk Parlemen.
"Padahal partai kecil kan juga punya ideologi dan basis massa," ungkap dia.
Selain itu, dia menilai ambang batas saat ini sudah cukup besar jika dikonversikan ke jumlah suara. Persentase ini pun masih wajar untuk digunakan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Jadi kalau ditambah lagi naik sampai tujuh persen ya sekalian saja dibatasin tiga partai gitu," ujar dia.
Mayoritas fraksi menginginkan ambang batas Parlemen dalam revisi Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu dinaikkan. NasDem ingin ambang batas jadi tujuh persen.
Suasana sidang paripurna penutupan masa sidang periode 2014-2019. Foto: Medcom.id/Whisnu Mardiansyah
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan PDI Perjuangan ingin ambang batas lima persen, Golkar 7,5 persen, serta Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 4,5 persen. Sementara itu, Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belum mau buka suara berapa ambang batas Parlemen yang diajukan.
Kenaikan tersebut sontak ditentang partai yang tidak ada di Parlemen. Partai Hanura contohnya menyebut langkah tersebut sebagai bentuk keegoisan.
"Partai besar jangan arogan dong mentang-mentang masuk Senayan," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura Inas Nasrullah di Jakarta, Selasa, 14 Januari 2020.
Hal senada juga disampaikan Partai Berkarya. Wacana penaikan ambang batas Parlemen dianggap memberatkan partai politik (parpol) baru dan kecil.
"Jujur, saya dulu kan termasuk dari partai besar. Saya ingin memberi tahu, memang biasanya tabiat-tabiat politik yang muncul di Parlemen utamanya dari partai-partai besar ialah ingin sehebat-hebatnya mempertahankan kekuasaan yang didekap dalam dadanya. Meskipun itu sah, kami prihatin," kata Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso.
Jakarta: Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Irwan mengaku belum membahas wacana penaikan ambang batas Parlemen. Namun, dia menilai ambang batas empat persen seperti saat ini masih layak dipertahankan.
"Secara umum kita ingin tetap empat persen," kata Irwan kepada
Medcom.id, Rabu, 5 Februari 2020.
Anggota Komisi V DPR itu menjelaskan ambang batas Parlemen empat persen perlu dapat menumbuhkan demokrasi. Dengan begitu, partai kecil bisa masuk Parlemen.
"Padahal partai kecil kan juga punya ideologi dan basis massa," ungkap dia.
Selain itu, dia menilai ambang batas saat ini sudah cukup besar jika dikonversikan ke jumlah suara. Persentase ini pun masih wajar untuk digunakan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Jadi kalau ditambah lagi naik sampai tujuh persen ya sekalian saja dibatasin tiga partai gitu," ujar dia.
Mayoritas fraksi menginginkan
ambang batas Parlemen dalam revisi Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu dinaikkan. NasDem ingin ambang batas jadi tujuh persen.
Suasana sidang paripurna penutupan masa sidang periode 2014-2019. Foto: Medcom.id/Whisnu Mardiansyah
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan PDI Perjuangan ingin ambang batas lima persen, Golkar 7,5 persen, serta Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 4,5 persen. Sementara itu, Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belum mau buka suara berapa ambang batas Parlemen yang diajukan.
Kenaikan tersebut sontak ditentang partai yang tidak ada di Parlemen. Partai Hanura contohnya menyebut langkah tersebut sebagai bentuk keegoisan.
"Partai besar jangan arogan dong mentang-mentang masuk Senayan," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura Inas Nasrullah di Jakarta, Selasa, 14 Januari 2020.
Hal senada juga disampaikan Partai Berkarya. Wacana penaikan ambang batas Parlemen dianggap memberatkan partai politik (parpol) baru dan kecil.
"Jujur, saya dulu kan termasuk dari partai besar. Saya ingin memberi tahu, memang biasanya tabiat-tabiat politik yang muncul di Parlemen utamanya dari partai-partai besar ialah ingin sehebat-hebatnya mempertahankan kekuasaan yang didekap dalam dadanya. Meskipun itu sah, kami prihatin," kata Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)