Idrus Marham--Metrotvnews.com/Damar Iradat
Idrus Marham--Metrotvnews.com/Damar Iradat

Kubu Ical: Sesuai AD/ART, Munas Golkar Digelar 2019

M Rodhi Aulia • 06 November 2015 15:37
medcom.id, Jakarta: Golkar hasil Munas Bali menolak penyelenggaraan Munas dalam waktu dekat. Menurut kubu yang diketuai Aburizal Bakrie ini, Munas digelar 2019.
 
"Kan Munas dalam AD/ART kita itu dilakukan lima tahun sekali," kata Sekjen Partai Golkar Kubu Ical Idrus Marham kepada Metrotvnews.com, di Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (6/11/2015).
 
Menurut Idrus, yang memegang kendali DPP Partai Golkar adalah hasil Munas Bali. Hal itu merujuk pada putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan diperkuat oleh putusan Pengadilan Tinggi Jakarta. Dua putusan tersebut, kata Idrus, mengesahkan kepengurusan hasil Munas Bali.

Dalam waktu bersamaan, Mahkamah Agung juga mengeluarkan putusan kasasi dengan nomor 490 K/TUN/2015. Dalam putusan tersebut, jelas ditegaskan Idrus, membatalkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM yang mengesahkan kepengurusan hasil Munas Ancol.
 
"Soal Munas ini, bukan masalah kepingin. Tapi, kembali ke aturan dong. Kalau (asal) ingin, ada yang hari ini, ada ingin besok, dan ada yang lusa. Jadi Munas ini bukan masalah keinginan atau tidak," terang dia.
 
"Makanya kalau kita mau berpikir, jangan berpikir sendiri. Kita harus berpikir berdasarkan AD/ART, baru bisa," imbuh dia.
 
Sebelumnya, kubu Agung Laksono melemparkan wacana soal rekonsiliasi dengan model Munas yang dihelat tahun ini. Namun, seruan itu dimentahkan oleh kubu Ical dan akhirnya mereka mengajukan permohonan kasasi atas putusan Pengadilan Tinggi Jakarta.
 
"Putusan itu kami anggap melawan hukum. Kami sudah mendaftarkan ke PN Jakarta Utara, 2 November dan memori kasasinya akan dilengkapi pada 14 November," ujar Ketua DPP Golkar bidang Hukum dan HAM Lawrence Siburian saat dihubungi, Kamis, 4 November.
 
Kubu Ical menggelar Munas di Bali digelar, Minggu 30 November 2014. Dalam munas tersebut Ical berhasil menjadi ketua umum, secara aklamasi.
 
Hingga saat ini angin kencang yang menggoyang partai beringin belum kunjung mereda. Badai yang melanda partai berlambang pohon beringin ini tak hanya kali ini terjadi. Golkar dilanda kisruh saat tahun 2004 dan 2010, Golkar terpecah sehingga melahirkan dua partai baru. Tahun 2004, dualisme di internal Golkar menelurkan Partai Gerakan Indonesia Raya dan Partai Hati Nurani Rakyat. Sedangkan pada 2010, perpecahan di tubuh Golkar melahirkan Partai NasDem.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan