Jakarta: Kinerja Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menjadi sorotan sejak pandemi Covid-19 mendera Indonesia. Terawan dinilai gagap dalam penanganan corona dan tidak maksimal mengatasi pandemi Covid-19.
Direktur IndoStrategi Research And Consulting, Arif Nurul Imam mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah seharusnya melakukan penyegaran kabinetnya. Alasannya, ada beberapa kementerian yang dianggap stagnan dan tidak menorehkan prestasi.
"Saya kira Menkes salah satu yang menjadi sorotan publik soal kinerjanya, terutama dalam penanganan Covid19. Selain kinerja tidak bagus, gaya komunikasinya juga kerap kontroversi," ujar Arif, Jumat 18 Desember 2020.
Selain tidak maksimal dalam mengatasi pandemi Covid-19, Terawan juga kerap menyebabkan kontroversi. Di antaranya terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pelayanan Radiologi Klinik
"Reshuflle kabinet jika dilihat dari kinerja semestinya menjadi keharusan. Karena alasan kinerja, terutama kementerian-kementerian yang tak menunjukkan prestasi, bahkan cenderung stagnan," ujarnya.
Arif mengatakan, posisi menkes tidak hanya membutuhkan orang yang kompeten di bidangnya. Tetapi juga harus memiliki jiwa kepemimpinan.
"Kompeten tidak hanya ahli dalam bidang kesehatan karena dokter, melainkan juga kompeten dari sisi leadership. Hal ini karena jabatan menteri memiliki kewenangan dalam membuat kebijakan, menata birokrasi, dan cara komunikasi publiknya," jelasnya.
Walaupun begitu, dia menegaskan, keputusan terakhir tetap berada di tangan Jokowi. Namun, Arif mengingatkan, reshuffle kabinet tetap layak dipertimbangkan lantaran adanya desakan dari masyarakat.
“Reshuffle kabinet selain mempertimbangkan soal kinerja juga tak lepas juga pertimbangan politis disamping desakan masyarakat. Tapi kita paham,semua kembali ke Presiden selalu pemegang hak prerogatif presiden," ujarnya.
Seperti diketahui, ribuan masyarakat menandatangani petisi yang mendesak Presiden Joko Widodo mencopot Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan menggantinya dengan ahli kesehatan yang lebih kompeten.
Petisi online yang dibuat di laman Change.org ini dibuat oleh Koalisi untuk Indonesia Bebas COVID-19 yang terdiri dari JALA PRT, buruh Supinah, Presiden UIN Jakarta Sultan Rivandi, dan Ketua BEM UI Manik Marganamahendra, dan Irma Hidayana dari LaporCovid19.
Petisi yang awalnya menargetkan 5 ribu tanda tangan sudah mendapatkan lebih dari 54.615 tanda tangan dengan target baru 75 ribu.
Di bagian deskripsi, koalisi menilai Terawan telah gagal sebagai Menteri Kesehatan dalam menangani pandemi. " Kami menilai Bapak Terawan Agus Putranto telah gagal sebagai Menteri Kesehatan dalam menangani pandemi ini.
Sejak awal Menkes Terawan terkesan menggampangkan wabah ini. Penanganannya pun jadi tidak serius. Saat ini pun ia tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah seperti perlindungan tenaga kesehatan dan menekan angka penyebaran Covid-19," demikian deskripsi mereka.
Jakarta: Kinerja Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menjadi sorotan sejak pandemi Covid-19 mendera Indonesia. Terawan dinilai gagap dalam penanganan corona dan tidak maksimal mengatasi pandemi Covid-19.
Direktur IndoStrategi Research And Consulting, Arif Nurul Imam mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah seharusnya melakukan penyegaran kabinetnya. Alasannya, ada beberapa kementerian yang dianggap stagnan dan tidak menorehkan prestasi.
"Saya kira Menkes salah satu yang menjadi sorotan publik soal kinerjanya, terutama dalam penanganan Covid19. Selain kinerja tidak bagus, gaya komunikasinya juga kerap kontroversi," ujar Arif, Jumat 18 Desember 2020.
Selain tidak maksimal dalam mengatasi pandemi Covid-19, Terawan juga kerap menyebabkan kontroversi. Di antaranya terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pelayanan Radiologi Klinik
"Reshuflle kabinet jika dilihat dari kinerja semestinya menjadi keharusan. Karena alasan kinerja, terutama kementerian-kementerian yang tak menunjukkan prestasi, bahkan cenderung stagnan," ujarnya.
Arif mengatakan, posisi menkes tidak hanya membutuhkan orang yang kompeten di bidangnya. Tetapi juga harus memiliki jiwa kepemimpinan.
"Kompeten tidak hanya ahli dalam bidang kesehatan karena dokter, melainkan juga kompeten dari sisi leadership. Hal ini karena jabatan menteri memiliki kewenangan dalam membuat kebijakan, menata birokrasi, dan cara komunikasi publiknya," jelasnya.
Walaupun begitu, dia menegaskan, keputusan terakhir tetap berada di tangan Jokowi. Namun, Arif mengingatkan, reshuffle kabinet tetap layak dipertimbangkan lantaran adanya desakan dari masyarakat.
“Reshuffle kabinet selain mempertimbangkan soal kinerja juga tak lepas juga pertimbangan politis disamping desakan masyarakat. Tapi kita paham,semua kembali ke Presiden selalu pemegang hak prerogatif presiden," ujarnya.
Seperti diketahui, ribuan masyarakat menandatangani petisi yang mendesak Presiden Joko Widodo mencopot Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan menggantinya dengan ahli kesehatan yang lebih kompeten.
Petisi online yang dibuat di laman Change.org ini dibuat oleh Koalisi untuk Indonesia Bebas COVID-19 yang terdiri dari JALA PRT, buruh Supinah, Presiden UIN Jakarta Sultan Rivandi, dan Ketua BEM UI Manik Marganamahendra, dan Irma Hidayana dari LaporCovid19.
Petisi yang awalnya menargetkan 5 ribu tanda tangan sudah mendapatkan lebih dari 54.615 tanda tangan dengan target baru 75 ribu.
Di bagian deskripsi, koalisi menilai Terawan telah gagal sebagai Menteri Kesehatan dalam menangani pandemi. " Kami menilai Bapak Terawan Agus Putranto telah gagal sebagai Menteri Kesehatan dalam menangani pandemi ini.
Sejak awal Menkes Terawan terkesan menggampangkan wabah ini. Penanganannya pun jadi tidak serius. Saat ini pun ia tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah seperti perlindungan tenaga kesehatan dan menekan angka penyebaran Covid-19," demikian deskripsi mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)