Jakarta: Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengeluarkan ultimatum untuk seluruh kader partai. Megawati bakal memecat kader yang melakukan kekerasan atau yang tidak membela perempuan.
"Kekerasan perempuan terhadap perempuan dengan anak itu semakin besar. Perempuan-perempuan (kader PDI Perjuangan) yang tidak membela kaumnya, saya pecat," kata Megawati di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2020.
Megawati menilai Indonesia tidak akan maju jika kekerasan pada perempuan terus terjadi. Seharusnya, perempuan dan laki-laki saling bersinergi dan melindungi.
"Ini ironi kalau tak saling bersinergi layaknya kedua sayap seekor burung," ujar dia.
Ultimatum tak hanya untuk kader perempuan. Megawati mengatakan perlakuan kader pria kepada wanita menggambarkan kapasitas kepemimpinannya. Sosok yang tidak mampu melindungi keluarga dan sesama kader diragukan bisa memimpin masyarakat.
“Kalau sampai keluarga sendiri itu dibegitukan, apalagi sama rakyat yang seharusnya ditolong,” tegas Megawati.
Berdasarkan data Komnas Perempuan, 1.299 kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi sepanjang Maret hingga Mei 2020. Data ini ditemukan dalam kajian kualitatif Komnas Perempuan tentang situasi layanan bagi perempuan korban kekerasan maupun pendamping korban di masa pandemi covid-19.
Menurut Komnas Perempuan, kekerasan psikis dan fisik masih mendominasi di ranah privat. Kekerasan seksual juga masih tinggi di ranah publik dan negara. Kekerasan terhadap perempuan berbasis online yaitu sebanyak 129 kasus atau sebanyak 11 persen yang didominasi pengancaman bernuansa kekerasan seksual.
Jakarta: Ketua Umum (Ketum)
PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengeluarkan ultimatum untuk seluruh kader partai. Megawati bakal memecat kader yang melakukan kekerasan atau yang tidak membela perempuan.
"Kekerasan perempuan terhadap perempuan dengan anak itu semakin besar. Perempuan-perempuan (kader PDI Perjuangan) yang tidak membela kaumnya, saya pecat," kata Megawati di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2020.
Megawati menilai Indonesia tidak akan maju jika
kekerasan pada perempuan terus terjadi. Seharusnya, perempuan dan laki-laki saling bersinergi dan melindungi.
"Ini ironi kalau tak saling bersinergi layaknya kedua sayap seekor burung," ujar dia.
Ultimatum tak hanya untuk kader perempuan. Megawati mengatakan perlakuan kader pria kepada wanita menggambarkan kapasitas kepemimpinannya. Sosok yang tidak mampu melindungi keluarga dan sesama kader diragukan bisa memimpin masyarakat.
“Kalau sampai keluarga sendiri itu dibegitukan, apalagi sama rakyat yang seharusnya ditolong,” tegas Megawati.
Berdasarkan data Komnas Perempuan, 1.299 kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi sepanjang Maret hingga Mei 2020. Data ini ditemukan dalam kajian kualitatif Komnas Perempuan tentang situasi layanan bagi perempuan korban kekerasan maupun pendamping korban di masa pandemi covid-19.
Menurut Komnas Perempuan, kekerasan psikis dan fisik masih mendominasi di ranah privat. Kekerasan seksual juga masih tinggi di ranah publik dan negara. Kekerasan terhadap perempuan berbasis online yaitu sebanyak 129 kasus atau sebanyak 11 persen yang didominasi pengancaman bernuansa kekerasan seksual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)
