medcom.id, Jakarta: Himbauan islah antara Aburizal Bakrie dengan Presidium Penyelamat Partai Golkar, dianggap tidak relevan lagi. Ini karena musyawarah nasional di Bali tinggal dua hari lagi, sedangkan kubu yang dipimpin Agung Laksono sudah menyatakan menolaknya.
"Kalau memang ada (islah -red) itu bagus. Tapi yang mau dimediasi itu apa? Karena munas sudah di depan mata," ujar Sekjen Partai Golkar Idrus Marham di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (28/11/2014).
Seperti diketahui, Ketua Dewan Pertimbagan Partai Golkar Akbar Tanjung menyerukan agar kedua kubu yang bertikai agar Islah. Hal tersebut supaya tidak menimbulkan perpecahan yang lebih dalam dan lebih besar pada partai berlambang pohon beringin itu.
Akbar yang juga mantan ketum Golkar itu khawatir perseteruan Ical dan Agung dapat merusak Partai Golkar. Demi mencegah perpecahan, Akbar menyarankan munas di Bali ditunda hingga kembali terjalin persatuan.
"Kepengurusan tandingan atau kepengurusan ganda, itu sangat jauh dari apa yang kami inginkan. Keutuhan modal penting menghadapi agenda ke depan," kata Akbar
medcom.id, Jakarta: Himbauan islah antara Aburizal Bakrie dengan Presidium Penyelamat Partai Golkar, dianggap tidak relevan lagi. Ini karena musyawarah nasional di Bali tinggal dua hari lagi, sedangkan kubu yang dipimpin Agung Laksono sudah menyatakan menolaknya.
"Kalau memang ada (islah -red) itu bagus. Tapi yang mau dimediasi itu apa? Karena munas sudah di depan mata," ujar Sekjen Partai Golkar Idrus Marham di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (28/11/2014).
Seperti diketahui, Ketua Dewan Pertimbagan Partai Golkar Akbar Tanjung menyerukan agar kedua kubu yang bertikai agar Islah. Hal tersebut supaya tidak menimbulkan perpecahan yang lebih dalam dan lebih besar pada partai berlambang pohon beringin itu.
Akbar yang juga mantan ketum Golkar itu khawatir perseteruan Ical dan Agung dapat merusak Partai Golkar. Demi mencegah perpecahan, Akbar menyarankan munas di Bali ditunda hingga kembali terjalin persatuan.
"Kepengurusan tandingan atau kepengurusan ganda, itu sangat jauh dari apa yang kami inginkan. Keutuhan modal penting menghadapi agenda ke depan," kata Akbar
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)