Jakarta: Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyebut Indonesia akan meluncurkan hot throughput satellite (HTS) atau satelit keluaran tinggi kedua dalam waktu dekat. HTS merupakan hot backup satellite (HBS) atau satelit cadangan yang bakal digunakan untuk memaksimalkan transformasi digital di Tanah Air.
"Dalam pertemuan dengan beberapa Menteri ASEAN, Indonesia menyatakan memilih HTS untuk menjaga independensi layanan satelit sebagai kepentingan transformasi digital nasional, namun juga agar Indonesia mendapat layanan internet yang lebih kompetitif dan lebih efisien," kata Johnny melalui keterangan tertulis, Rabu, 16 Maret 2022.
Johnny mengatakan satelit itu merupakan bagian dari kerja sama Indonesia dengan beberapa negara di ASEAN. Satelit itu diyakini bisa memenuhi kebutuhan kerja sama infrastruktur beberapa negara di ASEAN ke depannya.
"Kepada saya disampaikan bahwa (satelit) backup tidak saja untuk memenuhi kebutuhan Indonesia, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan ASEAN dalam rangka kerja sama infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi ASEAN," ujar Johnny.
Satelit ini juga diyakini bisa membuat internet di Indonesia semakin baik. Johnny yakin pemerataan jaringan komunikasi di Indonesia bakal semakin cepat tercapai.
"Satu satelit besar dengan kapasitas 150 Gbps, yang nanti digunakan untuk melengkapi kebutuhan layanan satelit bagi titik-titik layanan publik di Indonesia," kata Johnny.
Satelit ini bakal mengorbit pada 2023. Johnny berharap pengoperasian satelit itu tidak ada kendala.
"Satelit yang ditandatangani hari ini adalah satelit buatan Boeing dan kita akan memiliki dua jenis satelit. Satu buatan Thales Alenia Space Prancis, dan yang kedua buatan Boeing Amerika Serikat. Dua-duanya akan diluncurkan dengan roket pendorong Falcon 9-5500 milik perusahaan aerospace Elon Musk, SpaceX, dan diluncurkan melalui peluncuran Cape Canaveral di Florida," kata Johnny.
Jakarta: Menteri Komunikasi dan Informatika
(Menkominfo) Johnny G Plate menyebut Indonesia akan meluncurkan
hot throughput satellite (HTS) atau satelit keluaran tinggi kedua dalam waktu dekat. HTS merupakan
hot backup satellite (HBS) atau satelit cadangan yang bakal digunakan untuk memaksimalkan
transformasi digital di Tanah Air.
"Dalam pertemuan dengan beberapa Menteri ASEAN, Indonesia menyatakan memilih HTS untuk menjaga independensi layanan satelit sebagai kepentingan transformasi digital nasional, namun juga agar Indonesia mendapat layanan
internet yang lebih kompetitif dan lebih efisien," kata Johnny melalui keterangan tertulis, Rabu, 16 Maret 2022.
Johnny mengatakan satelit itu merupakan bagian dari kerja sama Indonesia dengan beberapa negara di ASEAN. Satelit itu diyakini bisa memenuhi kebutuhan kerja sama infrastruktur beberapa negara di ASEAN ke depannya.
"Kepada saya disampaikan bahwa (satelit) backup tidak saja untuk memenuhi kebutuhan Indonesia, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan ASEAN dalam rangka kerja sama infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi ASEAN," ujar Johnny.
Satelit ini juga diyakini bisa membuat internet di Indonesia semakin baik. Johnny yakin pemerataan jaringan komunikasi di Indonesia bakal semakin cepat tercapai.
"Satu satelit besar dengan kapasitas 150 Gbps, yang nanti digunakan untuk melengkapi kebutuhan layanan satelit bagi titik-titik layanan publik di Indonesia," kata Johnny.
Satelit ini bakal mengorbit pada 2023. Johnny berharap pengoperasian satelit itu tidak ada kendala.
"Satelit yang ditandatangani hari ini adalah satelit buatan
Boeing dan kita akan memiliki dua jenis satelit. Satu buatan
Thales Alenia Space Prancis, dan yang kedua buatan
Boeing Amerika Serikat. Dua-duanya akan diluncurkan dengan roket pendorong
Falcon 9-5500 milik perusahaan
aerospace Elon Musk,
SpaceX, dan diluncurkan melalui peluncuran
Cape Canaveral di Florida," kata Johnny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)