Jakarta: Lead The Fest 2021 menggelar Webinar Series ke-15 dengan tema Thriving For Millennials and Modern Leadership Style in Indonesia.
Dua sosok pemimpin muda daerah dihadirkan pada webinar tersebut, yaitu Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak dan Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Berbicara di Lead The Fest, Emil Dardak mengatakan kepemimpinan di sektor publik merupakan sebuah organisasi berjenjang. Mereka yang menduduki jabatan struktural harus melalui jenjang karier yang panjang. Hal ini berbeda dengan organisasi di dunia usaha atau dunia bisnis yang terbuka bagi startup yang memiliki kecenderungan jabatan-jabatannya diisi oleh anak muda.
"Sedikit beda dengan yang dulu, perusahaan swasta untuk posisi-posisi senior diisi oleh orang yang senior juga. Public sector dengan dunia swasta sangat bertolak belakang dan dunia swasta menyadari bahwa situasi global banyak berubah dan tidak menjamin seseorang yang lebih lama berkarier akan lebih mampu dari yang baru. Di dunia birokrasi hal ini jarang terjadi. bagi saya, akan dihadapkan tantangan berhadapan dengan birokrasi yang secara usia, lebih senior," ujar Emil Dardak.
Emil Dardak mengakui menjadi kepala daerah di usia yang tergolong muda memiliki tantangan untuk menjadi teladan, sehingga masyarakat yakin keputusan yang diambil merupakan yang terbaik.
Organisasi dalam pemerintahan mulai diubah, yaitu seseorang bisa naik jabatan secara fungsional.
“Jangan bercita-cita ingin menjadi kepala bidang, kepala seksi, tapi ingin expert (ahli) di bidang perencanaan kota, bidang keuangan. Nah, dia bisa memperdalam karena banyak ruang,” kata Emil Dardak.
Sebuah organisasi seharusnya adaptif, fleksibel, dan bisa menjawab tantangan. Perubahan kepemimpinan juga terjadi pada generasi milenial. Hal ini terjadi karena berkembangnya Teknologi Informasi dan digitalisasi.
Untuk itu segala bentuk upaya yang dilakukan pemerintah harus linier denga tren anak muda yang sedang berlangsung. Sektor publik harus bisa beradaptasi untuk menarik anak muda.
"Salah satu kekurangan anak muda zaman sekarang antara lain tidak sabaran, tidak tekun, dan gampang menyerah. Sikap-sikap inilah yang harus diubah oleh anak muda jika ingin menjadi pemimpin," ucap Emil Dardak.
Jakarta: Lead The Fest 2021 menggelar Webinar Series ke-15 dengan tema Thriving For Millennials and Modern Leadership Style in Indonesia.
Dua sosok pemimpin muda daerah dihadirkan pada webinar tersebut, yaitu Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak dan Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Berbicara di Lead The Fest, Emil Dardak mengatakan kepemimpinan di sektor publik merupakan sebuah organisasi berjenjang. Mereka yang menduduki jabatan struktural harus melalui jenjang karier yang panjang. Hal ini berbeda dengan organisasi di dunia usaha atau dunia bisnis yang terbuka bagi startup yang memiliki kecenderungan jabatan-jabatannya diisi oleh anak muda.
"Sedikit beda dengan yang dulu, perusahaan swasta untuk posisi-posisi senior diisi oleh orang yang senior juga. Public sector dengan dunia swasta sangat bertolak belakang dan dunia swasta menyadari bahwa situasi global banyak berubah dan tidak menjamin seseorang yang lebih lama berkarier akan lebih mampu dari yang baru. Di dunia birokrasi hal ini jarang terjadi. bagi saya, akan dihadapkan tantangan berhadapan dengan birokrasi yang secara usia, lebih senior," ujar Emil Dardak.
Emil Dardak mengakui menjadi kepala daerah di usia yang tergolong muda memiliki tantangan untuk menjadi teladan, sehingga masyarakat yakin keputusan yang diambil merupakan yang terbaik.
Organisasi dalam pemerintahan mulai diubah, yaitu seseorang bisa naik jabatan secara fungsional.
“Jangan bercita-cita ingin menjadi kepala bidang, kepala seksi, tapi ingin
expert (ahli) di bidang perencanaan kota, bidang keuangan. Nah, dia bisa memperdalam karena banyak ruang,” kata Emil Dardak.
Sebuah organisasi seharusnya adaptif, fleksibel, dan bisa menjawab tantangan. Perubahan kepemimpinan juga terjadi pada generasi milenial. Hal ini terjadi karena berkembangnya Teknologi Informasi dan digitalisasi.
Untuk itu segala bentuk upaya yang dilakukan pemerintah harus linier denga tren anak muda yang sedang berlangsung. Sektor publik harus bisa beradaptasi untuk menarik anak muda.
"Salah satu kekurangan anak muda zaman sekarang antara lain tidak sabaran, tidak tekun, dan gampang menyerah. Sikap-sikap inilah yang harus diubah oleh anak muda jika ingin menjadi pemimpin," ucap Emil Dardak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)