medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua MPR Hidayat Hur Wahid mendorong Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menjadi garda terdepan dalam menggelorakan kembali Sumpah Pemuda. Menurut dia, Sumpah Pemuda merupakan komitmen tentang keindonesian, satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.
“Kalau tak digelorakan kembali, akan banyak generasi muda yang lupa. Kita bersyukur memiliki satu bahasa Indonesia," kata Hidayat saat menerima delegasi KAMMI di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Jumat 27 Oktober 2017.
Hidayat menjelaskan, Kongres II Pemuda diikuti berbagai organisasi kedaerahan dan keagamaan. Kehadiran Jong Islamieten Bond (JIB) sebagai koreksi atas kesalahpahaman yang membelah antara nasionalisme dan Islam. Menurut Hidayat, hubungan antara Islam dan nasionalisme tercermin dalam KAMMI.
“Kalian juga memakai nama Muslim dan Indonesia. Sebagai generasi muda, diharapkan para mahasiswa menggunakan keunggulan yang dimiliki, yakni kemampuan intelektualisme dan berorganisasi intelektualisme itu sangat penting,” ujarnya.
Hidayat mencontohkan, para pelaku Kongres II Pemuda adalah orang-orang yang hebat dalam ilmu dan pendidikan, dan bisa menjadi inspirasi. Untuk itu Hidayat mendorong generasi muda menekuni bidang masing-masing, baik dalam bidang agama maupun bidang umum lainnya.
"Sekarang bukan zaman menghadirkan mahasiswa untuk membuat pernyataan bersama dan diseragamkan apalagi keinginan itu bukan aspirasi mahasiswa," tegas Hidayat kepada para anggota KAMMI.
medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua MPR Hidayat Hur Wahid mendorong Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menjadi garda terdepan dalam menggelorakan kembali Sumpah Pemuda. Menurut dia, Sumpah Pemuda merupakan komitmen tentang keindonesian, satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.
“Kalau tak digelorakan kembali, akan banyak generasi muda yang lupa. Kita bersyukur memiliki satu bahasa Indonesia," kata Hidayat saat menerima delegasi KAMMI di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Jumat 27 Oktober 2017.
Hidayat menjelaskan, Kongres II Pemuda diikuti berbagai organisasi kedaerahan dan keagamaan. Kehadiran Jong Islamieten Bond (JIB) sebagai koreksi atas kesalahpahaman yang membelah antara nasionalisme dan Islam. Menurut Hidayat, hubungan antara Islam dan nasionalisme tercermin dalam KAMMI.
“Kalian juga memakai nama Muslim dan Indonesia. Sebagai generasi muda, diharapkan para mahasiswa menggunakan keunggulan yang dimiliki, yakni kemampuan intelektualisme dan berorganisasi intelektualisme itu sangat penting,” ujarnya.
Hidayat mencontohkan, para pelaku Kongres II Pemuda adalah orang-orang yang hebat dalam ilmu dan pendidikan, dan bisa menjadi inspirasi. Untuk itu Hidayat mendorong generasi muda menekuni bidang masing-masing, baik dalam bidang agama maupun bidang umum lainnya.
"Sekarang bukan zaman menghadirkan mahasiswa untuk membuat pernyataan bersama dan diseragamkan apalagi keinginan itu bukan aspirasi mahasiswa," tegas Hidayat kepada para anggota KAMMI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)