Foto: Media Indonesia/Rommy Pujianto
Foto: Media Indonesia/Rommy Pujianto

Duet Pengusaha Pimpin Indonesia

20 Oktober 2014 07:39
medcom.id: Hari ini, bangsa Indonesia resmi memiliki pemimpin baru. Pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) akan dilantik menjadi pasangan presiden dan wakil presiden ke-7 Republik Indonesia.
 
Dalam kancah politik nasional, langgam Joko Widodo atau yang biasa disapa Jokowi, dapat dikatakan from zero to hero. Berlatar belakang sebagai pengusaha eksportir furnitur sukses di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jokowi tidak pernah terlibat dalam dunia politik praktis.
 
Pada 2005, Jokowi bersedia maju sebagai kandidat Wali Kota Surakarta berpasangan dengan FX Hadi Rudyatmo.Pasangan itu kembali maju sebagai pasangan pada 2010 dan meraih kemenangan telak dalam pemilihan umum kepala daerah (pilkada).

Jokowi kembali meraih kemenangan dalam dua putaran pemilihan gubernur DKI Jakarta pada 2012 dalam menghadapi Fauzi Bowo (petahana)-Nachrowi Ramli. Setelah itu, Jokowi yang berpasangan dengan JK mendapatkan kemenangan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wapres (Pilpres) 2014 saat menghadapi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
 
Jokowi lahir dan dibesarkan di lingkungan Jawa-Solo.Meski bukan berdarah biru keturunan keraton, Jokowi dididik orangtuanya sebagai orang Solo yang santun, nrimo, ora unggah-ungguh, dan seterusnya. Bagi sejumlah relawan pendukung, kemenangan Jokowi dalam Pilpres 2014 menjadi inspirasi dan motivasi. Selain itu, pendukung juga memandang Jokowi memberikan impian kepada orang biasa.
 
Bila dibandingkan dengan Presiden RI sebelumnya, Jokowi memang bukan siapa-siapa. Presiden pertama RI, Soekarno, sudah dikenal sebagai tokoh bangsa dan proklamator, sedangkan Soeharto memiliki latar belakang militer dengan beragam prestasi antara lain pemberantasan PKI. BJ Habibie yang sebelumnya menjadi wakil presiden akhirnya menjadi presiden menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri akibat desakan gerakan reformasi 1998.
 
Setelah itu, Abdurrahman Wahid menjadi presiden setelah dipilih oleh MPR pada 1999. Pria yang kerap disapa Gus Dur itu adalah mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama sejak 1984 dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa pada 1998. Pada 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut MPR.
 
Megawati adalah presiden ke-5 Indonesia yang menjabat pada 23 Juli 2001-20 Oktober 2004. Putri mendiang Soekarno itu ialah presiden perempuan pertama Indonesia. Pada 20 September 2004, Megawati yang berpasangan dengan Hasyim Muzadi kalah dalam putaran kedua pilpres saat menghadapi pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-JK.
 
SBY adalah purnawirawan jenderal TNI-AD yang pernah menjabat menteri pertambangan dan energi serta menteri koordinator politik, sosial dan keamanan di zaman Presiden Abdurrahman Wahid. SBY kemudian menjabat Menteri Koordinator Politik dan Keamanan di masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Pada 2004, SBY menjadi presiden RI yang dipilih secara langsung oleh rakyat untuk pertama kalinya.
 
Adapun Jokowi tidak pernah mengenyam jabatan militer atau kursi di kabinet. Sebelum menjabat wali kota, Jokowi tidak pernah aktif di organisasi kemasyarakatan beraroma politik. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Jokowi hanya aktif dalam organisasi pecinta alam.
 
Kesamaan latar belakang
 
Adapun pasangan Jokowi, Jusuf Kalla sempat dijuluki sebagai `the real president' selama menjabat sebagai Wakil Presiden (Wapres) era 2004-2009. Anggapan itu muncul lantaran sosok pria yang kerap disapa dengan akronim JK tersebut muncul dominan dalam berbagai peristiwa bila dibandingkan dengan sang Presiden Yudhoyono, sehingga sempat muncul spekulasi potensi `matahari kembar' yang bersaing dalam pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
 
Akan tetapi, mantan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaludin yang dikenal dekat dengan JK, membeberkan alasan untuk menepis anggapan itu.
 
Jokowi-JK, kata Hamid, sama-sama berlatar belakang sebagai pengusaha. “Pengusaha itu selalu berpikir efisien dan efektif. Keduanya tidak menjaga pencitraan, yang susah itu kalau satu ingin cepat dan efektif, dan satunya pencitraan,“ kata Hamid yang mengaku sudah mengikuti JK selama 17 tahun.
 
Soal mereka tidak meraih dukungan mayoritas parpol di DPR. Hamid menjawab, “Kalau DPR macam-macam, kan publik yang berteriak.“
 
Artikel ini diambil dari edisi cetak Media Indonesia dan dapat dibaca juga melalui e-paper.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(JRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan