medcom.id, Jakarta: Koalisi Merah Putih (KMP) yang digalang Partai Gerindra berpotensi bubar ditengah jalan. Sinyal tersebut terlihat dari hadirnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Rakernas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Semarang, Jawa Tengah pada 19 hingga 21 September 2014.
"Setidaknya ada tiga faktor yang menjadi batu sandungan bagi soliditas KMP. Adalah faktor ideologis, orientasi kebijakan, dan faktor logistik yang membuat koalisi ini sulit dipertahankan," kata pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Jayadi Hanan dalam acara Primetime News Metro TV, Jumat, (19/9/2014).
Jayadi menjelaskan jarak ideologis antara partai politik (parpol) di Indonesia yang tidak jauh berbeda memungkinkan berpindahnya haluan politik. Jarak yang tipis, kemudian, berimplikasi pada orientasi kebijakan yang juga tidak jauh berbeda. Ia melihat apa yang ditawarkan PDIP soal ekonomi kerakyatan, misalnya, senafas dengan orientasi parpol anggota KMP.
Poin ketiga yang tidak kalah krusial adalah faktor logistik politik, yakni, kursi menteri dalam kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Faktor inilah yang tidak dimiliki oleh Gerindra sebagai pengagas koalisi.
"Jarak politk yang cair memungkinkan berpindahnya haluan politik anggota parpol KMP. Faktor logistik dalam hal ini posisi menteri adalah yang tidak bisa ditawarakan Gerindra pada parpol KMP. Apalagi ada 16 pos menteri profesional partai dalam kabinet Jokowi-JK. Dengan berbagai faktor tadi sulit mempertahankan KMP," tambahnya.
medcom.id, Jakarta: Koalisi Merah Putih (KMP) yang digalang Partai Gerindra berpotensi bubar ditengah jalan. Sinyal tersebut terlihat dari hadirnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Rakernas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Semarang, Jawa Tengah pada 19 hingga 21 September 2014.
"Setidaknya ada tiga faktor yang menjadi batu sandungan bagi soliditas KMP. Adalah faktor ideologis, orientasi kebijakan, dan faktor logistik yang membuat koalisi ini sulit dipertahankan," kata pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Jayadi Hanan dalam acara Primetime News Metro TV, Jumat, (19/9/2014).
Jayadi menjelaskan jarak ideologis antara partai politik (parpol) di Indonesia yang tidak jauh berbeda memungkinkan berpindahnya haluan politik. Jarak yang tipis, kemudian, berimplikasi pada orientasi kebijakan yang juga tidak jauh berbeda. Ia melihat apa yang ditawarkan PDIP soal ekonomi kerakyatan, misalnya, senafas dengan orientasi parpol anggota KMP.
Poin ketiga yang tidak kalah krusial adalah faktor logistik politik, yakni, kursi menteri dalam kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Faktor inilah yang tidak dimiliki oleh Gerindra sebagai pengagas koalisi.
"Jarak politk yang cair memungkinkan berpindahnya haluan politik anggota parpol KMP. Faktor logistik dalam hal ini posisi menteri adalah yang tidak bisa ditawarakan Gerindra pada parpol KMP. Apalagi ada 16 pos menteri profesional partai dalam kabinet Jokowi-JK. Dengan berbagai faktor tadi sulit mempertahankan KMP," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)