medcom.id, Lampung: Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengajak keluarga besar Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDI) Kota Bandar Lampung mencontoh dan melanjutkan perjuangan pendiri DDI Mohammad Natsir. Menurut Hidayat, Natsir merupakan jejak perjuangan umat Islam dalam menjaga keutuhan negara ini.
Hidayat mengatakan, Berkat keberanian Natsir menyampaikan mosi integral di sidang paripurna DPR RIS pada 3 April 1950, Indonesia yang saat itu dihadapkan pada perpecahan, kembali utuh di bawah konstitusi UUD 1945.
Hal itu disampaikan Hidayat saat sosialisasi Empat Pilar MPR di kalangan DDI Kota Bandar Lampung.
Pemikiran cemerlang Natsir yang juga Ketua Fraksi Partai Masyumi, akhirnya diterima dan diakui Soekarno dan Mohammad Hatta. Sehingga kedua proklamator itu mengikuti pemikiran Natsir agar Indonesia tidak terpecah dan kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Inilah jejak-jejak perjuangan umat Islam menjaga keutuhan NKRI. Karena itu tidak benar kalau Islam dan Indonesia didikotomikan. Tidak benar kalau dikatakan Islam anti NKRI," kata Hidayat dalam keterangan tertulis, Minggu 20 Agustus 2017.
Indonesia pada 1950 menghadapi suasana genting. Pasalnya pada 1948 terjadi pemberontakan PKI di Madiun. Lalu pada 1949 giliran DI TII. Pada 1949 Indonesia menjadi RIS sebagai hasil konferensi Meja Bundar.
"Mosi integral Natsir berarti menolak RIS dan kembali kepada NKRI. Karena itu pada 17 Agustus 1950 diproklamirkan kembalinya NKRI," pungkas Hidayat.
medcom.id, Lampung: Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengajak keluarga besar Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDI) Kota Bandar Lampung mencontoh dan melanjutkan perjuangan pendiri DDI Mohammad Natsir. Menurut Hidayat, Natsir merupakan jejak perjuangan umat Islam dalam menjaga keutuhan negara ini.
Hidayat mengatakan, Berkat keberanian Natsir menyampaikan mosi integral di sidang paripurna DPR RIS pada 3 April 1950, Indonesia yang saat itu dihadapkan pada perpecahan, kembali utuh di bawah konstitusi UUD 1945.
Hal itu disampaikan Hidayat saat sosialisasi Empat Pilar MPR di kalangan DDI Kota Bandar Lampung.
Pemikiran cemerlang Natsir yang juga Ketua Fraksi Partai Masyumi, akhirnya diterima dan diakui Soekarno dan Mohammad Hatta. Sehingga kedua proklamator itu mengikuti pemikiran Natsir agar Indonesia tidak terpecah dan kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Inilah jejak-jejak perjuangan umat Islam menjaga keutuhan NKRI. Karena itu tidak benar kalau Islam dan Indonesia didikotomikan. Tidak benar kalau dikatakan Islam anti NKRI," kata Hidayat dalam keterangan tertulis, Minggu 20 Agustus 2017.
Indonesia pada 1950 menghadapi suasana genting. Pasalnya pada 1948 terjadi pemberontakan PKI di Madiun. Lalu pada 1949 giliran DI TII. Pada 1949 Indonesia menjadi RIS sebagai hasil konferensi Meja Bundar.
"Mosi integral Natsir berarti menolak RIS dan kembali kepada NKRI. Karena itu pada 17 Agustus 1950 diproklamirkan kembalinya NKRI," pungkas Hidayat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)